Menantang. Itulah kata pertama yang mewakili kesan saya terhadap skema teranyar K-Rewards yang baru saja diwartakan Admin Kompasiana beberapa waktu lalu. Bagaimana tidak menantang. Dua aturan baru yang dicanangkan sungguh membutuhkan energi yang lebih banyak dibandingkan periode sebelumnya.
Perubahan signifikan yang pertama berbunyi "Artikel yang dihitung hanya artikel yang masuk sebagai artikel pilihan dan artikel utama." Tentu saja dengan aturan ini saya harus bersiap-siap kehilangan poin dari artikel yang "dipandang sebelah mata" oleh Admin.Â
Angkanya memang tak seberapa. Namun saya masih meyakini sebuah peribahasa "Sedikit-sedikit, lama-lama menjadi bukit." Jadi, dari jumlah keterbacaan yang masing-masing hanya sedikit, jika dikumpulkan selama satu bulan akan menjadi sedikit lebih banyak dibandingkan sedikit yang benar-benar sedikit.
Padahal dengan skema yang lama, ketika Admin masih memperhitungkan jumlah terbaca dari seluruh artikel saja, diri saya sangat kepayahan mengumpulkan tiga ribu total views versi Google Analytics. Dan mulai bulan ini harus dikurangi jumlah angka keterbacaan dari artikel yang tidak mendapatkan predikat, baik artikel utama maupun artikel pilihan.Â
Jadi, untuk mendapatkan 3.000 pasang mata yang berkenan mengerling artikel saya, tentu saja menjadi lebih sulit. Untuk turut kecipratan rezeki K-Rewards yang minimal pun semakin berat. Maka, di situlah letak tantangan yang pertama.
Berikutnya adalah tantangan yang kedua. Jika pada periode yang sebelumnya, double rewards diberikan bagi artikel-artikel yang masuk kategori topik pilihan atau sesuai tema yang ditetapkan Admin, kali ini berbeda.Â
Sesuai penjelasan yang telah disampaikan, penghargaan yang lebih banyak hanya akan dianugerahkan bagi tulisan-tulisan yang mendapatkan pengesahan Admin sebagai artikel utama. Sungguh berat cobaan hidup yang harus saya jalani sebagai penduduk Kompasiana. Dan ini yang menjadi tantangan kedua, tak ada hal lain yang bisa dilakukan kecuali berupaya menghasilkan karya-karya yang lebih berkualitas.
K-Rewards Menggairahkan
Jika pada awal tulisan saya telah menyebut kata "menantang" sebagai kesan pertama saya atas aturan terbaru K-Rewards, kini saya akan menyampaikan kesan yang kedua. Kata yang mewakili perasaan kedua saya terkait kondisi terkini K-Rewards adalah "menggairahkan".
Mengapa menggairahkan? Ada dua alasan yang mendasari munculnya kata yang seringkali dikonotasikan dengan perasaan "yang menjurus ke arah sana" itu.
Alasan pertama berkaitan dengan tantangan yang telah saya sampaikan di muka. Menghasilkan satu artikel tanpa memikirkan kemungkinan mendapatkan predikat artikel pilihan--apalagi artikel utama--saja merupakan sebuah tugas yang tidak ringan.Â