Ketika ingatan belum pulih akan trauma seorang pemuda memutilasi kekasih. Akibat cemburu buta yang hanya sekejap melanda. Hati yang tak terpiara baik menjadikan emosi gampang terpantik.
Lalu terkabar seorang istri membakar suami dan buah hati. Racun kehidupan gemerlap telah terlalu dalam menyesap. Nyawa manusia tak lagi berarti apa-apa.
Dan terbetik warta sekeluarga berempat hilangkan nyawa kerabat dekat. Adakah kilatan harta telah menyilaukan mata? Hingga tak cukup daya tuntunan yang diajarkan agama?
Tersiar pula sesosok bapak layangkan sebilah pisau ke dada anak. Menjadikan halaman rumah bukan lagi tempat yang ramah. Jika yang bersemayam hanyalah pikiran buram.
Ketika hari-hari nyaris tak jeda oleh maraknya berita-berita duka. Saat horor kejahatan yang nyata semakin menjadi peristiwa biasa. Adakah suatu masa akan tumpul semua rasa?