Ketika saya dalam masa pertumbuhan bertahun-tahun silam, TVRI bermain sendirian. Kala itu, sekira tahun 80-an, TVRI nyaris menjadi satu-satunya sarana hiburan di dusun orang tua saya.
Kebutuhan orang, baik anak-anak, remaja maupun dewasa, pada masa itu memang sangat sederhana. Amat jauh dibandingkan tuntutan hiburan manusia masa kini. Dan dengan program-program acaranya yang cukup sederhana, TVRI mampu memenuhi kebutuhan mereka.
Permainan anak-anak masih seputar bentengan, petak umpet atau benthik. Begitu pun dengan tontonan. TVRI dengan program-programnya yang tak terlampau banyak, sudah cukup mewadahi kebutuhan informasi dan hiburan masyarakat, setidaknya di kampung tempat tinggal kami seperti yang saya lihat sendiri.
Ada beberapa program TVRI zaman itu yang sangat kuat meninggalkan kenangan dan masih gampang terbayang hingga sekarang. Kombinasi antara kesederhanaan kebutuhan dan status 'monopoli' yang dimiliki TVRI agaknya telah menggiring ingatan saya akan hal ini.
Warta Dunia Tersaji di Depan Mata
Orang Indonesia yang hidup pada era "monopoli" TVRI nyaris tak ada yang tak mengenal acara yang satu ini. Dua orang pembaca berita, seorang pria dan seorang wanita, menjadi aktor dan aktris utamanya. Pada latar belakang dalam posisi di antara dua pembaca berita, terpampang gambar bola dunia yang "dibelah".
Seperti itulah gambaran ikon program berita paling berjaya pada masanya, "Dunia dalam Berita". Di rumah kami, tontonan yang satu ini menjadi program andalan bapak saya. Di kemudian hari, saya juga mengikuti jejak bapak turut menggemarinya.
Tayangan berita-berita dalam program ini terbagi menjadi tiga segmen. Sebagai awal berita, biasanya diwartakan peristiwa-peristiwa penting yang berlangsung di dalam negeri.
Segmen berikutnya informasi tentang kejadian-kejadian menarik dari manca negara. Dan yang terakhir, kegiatan-kegiatan dari berbagai even dunia olah raga mendapatkan porsi tersendiri dalam program ini.
Kalau saya lebih suka menantikan berita pada segmen yang terakhir ini. Terutama dari dunia sepak bola.
Tontonan yang Dikerumuni Warga Desa