Setelah anak laki-laki menjauh
Mendadak tersadar, gelagapan, mencoba merangkulnya, bersama mereguk cappuccino dan bersepeda
Tentu ia enggan
Remaja laki-laki sedang doyan menyambangi bengkel mengganti spion dan mewarnai roda
Padahal dahulu ia merenyeh mengangankan berdua membangun kota dengan tumpukan lego di tangannya atau menantang berebut bola
Ayahnya menghardik dengan gaya tegas yang dipaksakan
Ia katakan hari itu tak ada waktu yang tersisa
Tergabas menyelesaikan analisa penjualan dan menghitung rugi laba perusahaan
Sesudah anak perempuan mengambil jarak
Sekonyong-konyong terbangun, tergagap-gagap, memaksakan waktu sejenak, membujuknya bercerita tentang teman laki-lakinya
Pasti ia menolak
Anak perempuan yang menuju gerbang dewasa telanjur mencurahkan isi hatinya ke dunia maya
Padahal semasa kecil ia sering bergelayut manja, berharap ditemani merancang baju boneka atau mencampur tepung dengan pewarna
Sementara sang bunda mengulas senyuman seadanya
Selintas mengelus kepala putrinya sekadar tanda
Bergegas menyambangi teman-teman rumpinya di kafe atau sauna
Saat kelapangan masih tersisa
Kita mengeluh tiada
Ketika semuanya telah berlalu
Kita merasa kehilangan waktu
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H