Mohon tunggu...
Liliek Purwanto
Liliek Purwanto Mohon Tunggu... Penulis - penulis

-

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Di Teras Rumah Kami, Persija Bisa Mempecundangi Chelsea

16 Januari 2019   19:08 Diperbarui: 30 Juni 2023   15:50 312
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Langkah berikutnya, kami membangun infrastruktur: sebuah lapangan di atas tegel dengan dua unit gawang kertas di atasnya. Tak lupa sebuah bola gulungan kertas kecil sebagai obyek yang akan terus diikuti pandangan mata. Maka, "peluit kick-off" pun bisa segera dibunyikan.

dokpri
dokpri
Cara memainkannya amat sederhana. Pemain menendang bola melalui jemari yang kita tekan pada bagian atas pemain yang berbentuk prisma segitiga. Ketukan pada bagian "kepala" akan menggerakkan "kaki" sang pemain menyentuh bola, dan si gulungan kertas pun melayang di udara berusaha mengarah ke gawang lawan sebagai tujuan akhirnya.

Tim lawan bisa menghadang laju bola dengan menjajarkan para pemain bertahannya di depan penjaga gawang. Jika masih kurang meyakinkan, bisa mencontoh cara bertahan sang manajer yang baru terdepak karena pola parkir busnya.

Hal-hal yang nyaris mustahil bisa tersaji dalam perhelatan kami. Sangat mungkin terjadi, tim lokal Persija meluluhlantakkan Chelsea, tim perkasa asal negeri bola yang didanai miliarder Rusia. Bahkan kita bisa berharap timnas Indonesia mengalahkan tim Tango Argentina, bukan hanya tim sekelas Kamboja.

Nah, kami telah bersiap dengan keseruan yang akan terjadi. Kali ini kami memilih teras rumah dengan semilir anginnya sebagai ajang pertarungan. Saya persilakan si bungsu memilih tim yang disukainya.

Barang baru memang selalu menarik hati. Maka, pilihannya jatuh kepada tim anyar denga kostum biru yang baru saja kami luncurkan dalam sebuah acara sangat bersahaja, tanpa kehadiran awak media.

Pelajaran Hidup dari Permainan Bola Kertas

Karena tidak ada aturan baku dalam permainan ini, beberapa kali kami berdebat menentukan aturan mana yang akan diberlakukan.  Dari soal jumlah pemain inti dan pengganti, posisi pemain yang statis atau dinamis, sampai aturan handball dan hukumannya.

Kadang-kadang saya membiarkan anak saya menetapkan aturan untuk merangsang kreativitasnya. Keyakinan saya, kreativitas bisa menjadi modal berarti dalam kehidupannya nanti.

Namun sesekali saya turut campur memberi saran dan masukan agar ia pun belajar tentang keragaman dan toleransi. Semoga kelak ia tumbuh menjadi manusia dewasa yang punya empati dan tak mau menang sendiri.

Seperti juga dalam kehidupan yang sesungguhnya, permainan ini pun bisa mendatangkan rasa sedih dan kecewa, dan pada waktu yang berbeda kerap pula mengundang tawa dan gembira. Dari sini, anak-anak bisa belajar cara menyikapinya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun