Semua yang mendapatkan gelar pahlawan, adalah sebaik-baik insan yang mempersembahkan kemanfaatan. Tak ada hal lain menjadi dorongan, melainkan demi kemaslahatan.
Di masa perjuangan, gagah berani mereka memanggul bedil dan senapan. Demi menghalau penjajahan, berkorban raga dan jiwa pun mereka tak segan.
Pada era kini dan ke depan, para pahlawan berjuang bersenjatakan pena dan lisan. Bukan untuk keuntungan pribadi atau golongan, lamun kepentingan umat dan bangsa yang dikedepankan.
Tak usahlah engkau mengharap gelar pahlawan, bila tak membuat gaduh pun belum bisa engkau lakukan. Seorang pahlawan tak butuh mencari-cari dukungan, apalagi harus dengan menjatuhkan.
Singkirkan jauh-jauh segala angan akan pujian dan penghargaan, jika hidup masih terus berlumur kebohongan. Negeri ini butuh kejujuran, bukan para pencari sensasi yang mengusung keburukan.
Lebih elok belajar diam dalam keheningan, ketimbang banyak berucap kalimat-kalimat yang meresahkan. Jika tak bisa berkata-kata yang baik dan sopan, bawalah kembali ucapanmu untuk kau simpan.
Era demokrasi memang penuh kebebasan, tetapi tidak berarti tanpa batasan. Menahan diri dalam sikap yang elegan, adalah sebuah bentuk pembuktian.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H