Masih ingat lagu yang sangat populer di kalangan kids zaman old dan masih tetap masyhur hingga zaman now "Di Sini Senang, di Sana Senang"? Saya tertarik untuk mengadopsinya. Begini jadinya:
Disini salah
Di sana benar
Dibalik bisa salah bisa benar
Apa yang salah dan apa yang benar? Ini kisah klasik menyangkut "penyelewengan" tata bahasa Indonesia yang baik dan benar. Dilema antara awalan dan kata depan.
Menurut Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia yang Disempurnakan, awalan ditulis serangkai dengan kata dasarnya. Sebagai contoh kata dikelola (kata di sebagai awalan disambung dengan kata dasar kelola). Sementara itu, penulisan kata depan terpisah dengan kata yang mengikutinya. Contohnya adalah di rumah (kata di sebagai kata depan dipisah dengan kata rumah). Dalam judul tulisan ini, kedua kata di berkedudukan sebagai kata depan.
Kalau sudah tahu kedudukanmu sebagai kata depan, jangan bergandengan mesra gitudong. Pamali, tahu!
Itulah sebabnya, "Disini Salah, di Sana Benar". Bila dipaksa harus benar semua, maka saya akan kembali ke atas dan mengganti judul tulisan ini menjadi "Di Sini Benar, di Sana Benar". Itu baru benar-benar benar.
Lantas kenapa dibalik bisa salah bisa benar?
Dibalik sudah pasti salah bila kata di berkedudukan sebagai kata depan. Misalnya dalam kalimat, "Adik berdiri dibalik pintu." Dibalik menjadi benar manakala status di adalah awalan. Contohnya dalam kalimat, "Agar tidak gosong, tempenya harus segera dibalik."
Kisruh cara penulisan awalan dan kata depan, menurut pengamatan saya, cukup banyak terjadi dan berserak di mana-mana. Awalan sering dipisahkan dengan kata yang mengikutinya. Sedangkan kata depan justru dirangkaikan dengan kata berikutnya.