Mohon tunggu...
Lili Aspinda
Lili Aspinda Mohon Tunggu... Foto/Videografer - mahasiswa

membaca buku

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Semut dan Gula

11 Mei 2024   17:04 Diperbarui: 11 Mei 2024   17:15 94
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Seorang perempuan tersenyum miring saat melihat semut sedang jalan-jalan di dapurnya. Perempuan itu menuangkan gula kesemut tadi, sementara sang semut yang ukurannya mungil itu langsung kaget saat di depan langkahnya turun ratusan ribu butir gula. 

Semut itu mencoba menggerakkan tangannya, lalu menjilat gula tersebut. "Mmmmmmmmm manis," girangnya

Karena jumlah gula tersebut sangat banyak, ia pun segera memberitahu semut-semut yang lain agar mereka mau membantu memindahkan segunung gula tersebut ke markas mereka. Semut harus berjalan bermeter-meter jauhnya, untuk kaki semut 'meter-meter' itu seperti kilometer

''Teman-teman!!!! aku menemukan segunung gula. Ayo bantu aku bawa gula itu ke markas!!!  teriaknya kepada sesama anggota semut yang lain.

Para kelompok semut langsung mengikuti semut yang menemukan gula tadi. ada sekitar 3000 semut yang ikut berparsitipasi, dengan kerja sama tim ini, pasti aktivitas membawa gula-gula tadi ke markas membutuhkan waktu yang sebentar

''Mana gulanya!!!?'' tanya satu di antara semut dalam gerombolan tadi.

Semut yang menemukan gula mencari kesekitar. Tadi gulanya ada disini, kenapa tiba-tiba hilang? semut itu mencarinya kesegala sisi, tiap sudut, bahkan ke celah-celah sempit. Namun, tidak bisa ia temukan

Singkat cerita karena sudah membohongi 3000 semut, semut yang tadi menemukan gula pun di hukum mati.

Dari kejauhan, seorang perempuan terseyum miring membayangkan apa yang akan terjadi pada semut tadi saat gula yang ia taruh ternyata menghilang. Saat semut tadi pergi, dengan sangat sengaja perempuan itu membersihkan gula lalu membuang nya ke dalam sebuah kopinya sekarang. Sambil menyeduh kopi, perempuan itu tak menyadari, sudah menjadi seorang pembunuh. Terima kasih manusia.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun