Mohon tunggu...
Lili Aspinda
Lili Aspinda Mohon Tunggu... Foto/Videografer - mahasiswa

membaca buku

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Bahasa Alay di Media Facebook

20 April 2024   09:53 Diperbarui: 20 April 2024   10:09 89
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Bahasa alay menjadi sebuah variasi Bahasa yang merak di kalangan remaja. Bahasa alay menjadi fenomenal karena sebagian besar kaum remaja menggunakannya dimedia Facebook, dengan alasan agar menjadi keren dan diakui oleh sesame rekan. Menurut Raja Rachmawati (2011:50-58) dalam artikelnya yang berjudul "Penggunaan Bahasa Indonesia Oleh Remaja Pada Media Facebook" terdapat beberapa bentukan Bahasa alay, yakni (1) abreviasi ( singkatan, penggalan, akronim, dan kontraksi); (2) perubahan huruf (penggantian huruf dan penambahan huruf); (3) pemakain kata lain; (4) pemakain huruf besar dan kecil yang tidak beraturan; dan (5) penyingkatan kalimat.

Dari hasil inventarisasi data yang berhasil dikumpiulkan, penulis mengelompokkan data tersebut berdasarkan bentukan bahasa alay yang diungkapkan oleh Rachmawati antara lain (1) abreviasi, (2) singkatan, (3) penggalan, (4) akronim, (5) kontraksi, (6) perubahan huruf, (7) penambahan huruf, (8) pemakaian kata lain, (9) pemakaian huruf besar dan kecil yang tidak beraturan, (10) penyingkatan kalimat. Berikut adalah uraian masing-masing bagian tersebut.

Abreviasi merupakan proses morfologis berupa penggalan satu atau beberapa bagian leksum atau kombinasi sehingga terjadi bentuk baru yang berstatus kata. Peristiwa abreviasi dapat dibagi menjadi tiga kelompok sebagai berikut.

Singkatan adalah hasil proses pemendekan berupa huruf atau gabungan huruf, baik yang di eja maupun yang tidak di eja. Berikut adalah contoh singkatan dalam media Facebook.

Gw bosan, mo pergi ajah,  "Gue bosan mau pergi saja"
Gi otw, nih "sedang on the way (di jalan), nih.
Penggalan merupakan hasil proses pemendekan yang mengekalkan salah satu bagian dari leksem. Hal ini bisa terlihat dari beberapa contoh berikut.
Sepi law kmu gak ada. "Sepi kalau kamu tidak ada".
Hanya makan siang ja, gak kemana-mana gi. "Hanya makan siang saja, tidak ke mana-mana lagi".
Akronim merupakan bentuk pemendekan yang menggabungkan huruf atau suku kata atau suku kata atau bagian lain yang ditulis atau dilafalkan sebagai sebuah kata yang sedikit banyak memenuhi fenotaktik kaidah suatu Bahasa. Akronim ini bisa dilihat padabeberapa contoh berikut.
Izin copas ya, bro. "Izin Copy paste ya, Brother".
Sis, boleh minta nope kamu, gak? "sister, boleh minta nomor hape kamu, tidak?"
Kontraksi merupakan proses pemendekan yang meringkaskan leksem dasar atau gabungan leksem, seperti yang terlihat pada contoh berikut:
Makasih ya, say. "Terima kasih, ya, saying"
Akun yakin cintamu tak kan berpaling dariku. "aku yakin cintamu tidak akan berpaling dariku".

Proses penggantian huruf berbagai ke dalam beberapa kelompok, seperti penggantian huruf dengan huruf dan penggantian huruf dengan tanda baca. Pengertian huruf tersebut dapat dilihat pada contoh berikut ini.
Saia sdh gak bisa percaya gi sama kmu, krn kmu sudah menduakan rasa cayankq padamu. "Saya sudah tidak bisa percaya lagi sama kamu, karena kamu sudah menduakan rasa sayangku padamu".

Penambahan huruf dibagi menjadi dua kelompok, yaitu pemakain huruf mubazir dan penambahan huruf baku. Hal tersebut bisa dilihat dari contoh berikut ini:
So, kpn lg qta bisa pergi bersama, kapan lagiiii? "jadi, kapan lagi bisa pergi bersama, kapan lagi?

Pemakain kata lain adalah pemakain kata yang sebenarnya sudah ada padanya dalam bahasa Indonesia, seperti Bahasa daerah dan baasa asing. Selain itu menggunakana angka untuk menggantikan huruf termasuk dalam kelompok pemakain kata lain ini. Mengubah huruf vocal atau konsonan dalam sebuah kata sehingga memunculkan makna berbeda, juga termasuk dalam kelompok ini. Kasus-kasus tersebut bisa dilihat dari contoh berikut ini:
For all jempolers, tenkyu jempol manis,eaaaa. "Bagi semua yang menyukai (status) ini, terima kasih jempol manisnya, ya"

Pemakaian huruf besar dan kecil yang tidak beraturan tentu saja melanggar kaidah tata Bahasa Indonesia yang telah disepakati. Contohnya
Qmu haRua daTanG soRe Ini, kUTungGU. " Kamu harus dating sore ini, kutunggu
Penyingkatan tidak hanya terjadi dalam tataran kata, tetapi juga terjadi dalam tataran kalimat. Kalimat yang dituliskan itu merupakan kalimat-kalimat yang tidak lengkap. Penyingkatan kalimat biasanya terlihat pada obrolan di media facebook seperti yang terlihat berikut ini:
X1: Hi, gi sbk apa skrng?  "Hai, sedang sibuk apa sekarang?"
Y1: Gk da, cm skul. " gak ada Cuma sekolah"
X2: Gmn kbr pcrmu? Msh? "Bagaimana kabar pacarmu? Masih?"
Y2: Msh dong. Km rncnx mlh mo kul brg. "Masih, dong. Kami rencananya malah mau kuliah bareng."

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun