Mohon tunggu...
liliana liliana
liliana liliana Mohon Tunggu... -

ibu RT

Selanjutnya

Tutup

Catatan

Hamil di Tengah Kebun

8 April 2011   02:01 Diperbarui: 26 Juni 2015   07:01 110
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dua Minggu setelah menikah, suami saya ditugaskan keluar Jawa, ke perkebunan sawit di pedalaman Barito Utara, Kalteng. Pada waktu itu saya masih di Sidoarjo, meneruskan kontrak kerja saya. Tapi namanya juga pengantin baru, keinginan untuk bertemu seringkali tidak tertahankan. Sehingga begitu kontrak kerja selesai satu bulan kemudian, saya segera menyusul suami. Dari Banjarmasin menempuh perjalanan darat 14 jam dikocok-kocok diatas kendaraan akibat pembangunan yang tidak merata, akhirnya saya sampai di perkebunan sawit itu. Ternyata disana sangat sunyi, sehingga saya menjadi bosan juga, dan memaksa turun ke kota terdekat, Muara Teweh.

Jadilah kami jalan-jalan di pasar tepi Sungai Barito menghabiskan malam di kota kecil itu, sekaligus berbulan madu yang belum sempat dilakukan. Esoknya baru kami pulang ke Perkebunan. Saat itu tubuh saya terasa sangat lelah. Karena tergesa gesa hendak mandi saya terpeleset tapi tidak sampai jatuh. Namun tiba-tiba saya pendarahan, dan perut saya sakit rasanya. Malamnya saya segera ke kota mencari dokter. Setelah menjalani pemeriksaan, termasuk USG, hasilnya ternyata saya hamil !

Sungguh berita gembira yang mengejutkan. Tapi menurut dokter kandungan saya lemah, sehingga saya harus bedrest selama dua minggu. Terbayang sudah bagaimana bosan dan repotnya. Kami hanya tinggal berdua di perantauan, jadi semua harus ditangani sendiri. Untung saja suami saya sangat pengertian. Suami saya membelikan parabola untuk menangkap saluran televisi, karena itu satu-satunya hiburan. Sebelum berangkat ke kantor suami membuatkan bubur dan telur dadar. Istirahat siang disempatkan pulang membelikan atau memasak makan siang. Kebetulan kantor suami tidak seberapa jauh dari tempat tinggal kami. Pulang kantor sore hari pasti cepat-cepat pulang. Sebenarnya masakan suami rasanya agak aneh dan terkesan seadanya, namun terasa nikmat karena keikhlasan yang tulus dari suami. Majalah-majalah edisi dua bulan lalu kadang sampai kusut habis dibaca, karena edisi yang baru untuk mendapatkannya harus ke kota, tiga jam perjalanan.

Ditengah-tengah minimnya fasilitas dan hiburan, upaya-upaya yang dilakukan suami begitu terasa begitu bermakna dan membuat saya terharu. Dua minggu kemudian saya kembali ke dokter dan ternyata Alhamdulillah janin saya selamat dan sehat. Setelah kejadian itu saya tidak diperbolehkan kerja yang berat-berat, sehingga suami turun tangan lagi membereskan semuanya. Benar-benar membahagiakan menjadi calon ibu.

Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun