Mohon tunggu...
Lilian Kiki Triwulan
Lilian Kiki Triwulan Mohon Tunggu... Penulis - Always be happy

La vie est une aventure

Selanjutnya

Tutup

Nature Artikel Utama

Sepucuk Kopi Pilihan dari Kaki Gunung Slamet

27 Juli 2020   10:47 Diperbarui: 28 Juli 2020   02:22 486
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Tanaman kopi di kaki Gunung Slamet/Foto: Lilian Kiki Triwulan

Petani kopi Gunung Malang sedang memetik buah kopi/Foto: Lilian Kiki Triwulan
Petani kopi Gunung Malang sedang memetik buah kopi/Foto: Lilian Kiki Triwulan

Kopi Gunung Malang yang berasal dari sepucuk biji kopi pilihan nyatanya tidak selalu berjalan dengan mulus. Permintaan yang besar tanpa dibarengi dengan stok yang melimpah memang menjadi hambatan.

Belum lagi akses jalan yang masih sulit, kemudian ketinggian yang harus ditempuh demi mendapatkan biji kopi berkualitas yakni antara 1400 hingga 1700 mdpl. Ditambah lahan yang digarap untuk menanam kopi merupakan lahan milik perhutani yang mengharuskan ada kerjasama antara LMDH dan Perhutani.

Bibit kopi pun mau tidak mau harus ditambah guna mencukupi keingingan pasar dan memenuhi stok permintaan yang ada. Sehingga mereka para pencari dan penikmat kopi tidak kecewa. Sayang apabila kopi sudah terkenal di berbagai kalangan namun harus terhalang produktivitas kopi.

Kopi Gunung Malang bukan hanya sekadar merek atau brand kopi semata, tetapi memang benar-benar ada dan tumbuh subur di Kaki Gunung Slamet. Rasanya jangan lagi ditanya apalagi diragukan, sudah teruji dan bisa diseruput sambil menikmati alam yang memikat hati.

Biji kopi gunung malang yang sudah melalui proses pengeringan/Foto: Lilian Kiki Triwulan
Biji kopi gunung malang yang sudah melalui proses pengeringan/Foto: Lilian Kiki Triwulan

Kopi arabica Gunung Malang, untuk menjadi kopi pilihan hati memang tak mudah. Butuh proses yang panjang hingga melewati berbagai liku perjalanan yang menikung curam.

Apalagi di tengah-tengah terpaan covid-19, kopi pun sempat terpuruk namun tidak menyurutkan semangat mereka para petani dan pegiat kopi untuk tetap memproduksi kopi-kopi berkualitas. Dengan adanya Adaptasi Kebiasaan Baru yang dilakukan oleh Satgas Covid 19 baik di pusat hingga daerah membuat kopi tetap menjadi dambaan para penikmatnya.

Kebiasaan baru menjadi batu loncatan bagi mereka para petani dan pegiat kopi untuk kembali bangkit menyuguhkan kopi bagi penikmatnya. Kopi arabica Gunung Malang pun tidak mau kalah di saat panen kopi mulai bergeliat menjadi titik terang bagi mereka petani kopi untuk tetap menghasilkan kopi terbaik.

Demi sebuah kenikmatan, Kopi Gunung Malang disajikan, dari olahan tangan-tangan terampil yang memilih biji-biji kopi berkualitas. Kopi arabica gunung malang, sensasi rasa yang beradu mesra tanpa kemalangan. (Lilian Kiki Triwulan)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun