Purbalingga, hingga mata ini terhenti pada nama yang terpasang pada potongan bambu yang tertata dengan rapi bertuliskan Lembah Silangit.Â
Berjalan mengitari desa-desa yang ada diJauh mata melihat hanya tanah lapang yang luas membentang dan bekas galian yang masih menumpuk dan belum rampung dikerjakan.
Jalan menuju ke dalam Lembah Silangit masih tanah dan berbatu, tertutup dengan portal sebagai petunjuk pengerjaan yang belum selesai. Tapi tidak sedikit orang yang sekedar datang untuk memancing di sana mencoba keberuntungan dengan menunggu ikan hasil tangkapan. Ada yang hanya sekedar duduk bersantai di tepi danau menikmati aroma alam yang menyegarkan.
Lembah Silangit begitulah sebutannya. Tempat ini memang belum menjadi tempat wisata yang resmi dibuka, apalagi pengerjaannya yang tertunda. Karena terkendala pandemi covid-19, pengerjaan objek wisata Lembah Silangit terkendala dan terpaksa diberhentikan sementara waktu.
Desa Patemon, Kecamatan Bojongsari, Kabupaten Purbalingga. Letaknya tidak terlalu jauh dari pusat kota kurang lebih memakan jarak tempuh 6 km. Lembah Silangit pertama kali dibuka pengerjaannya pada 8 November 2019 oleh Bupati Purbalingga, Dyah Hayuning Pratiwi.
Lembah Silangit, berada diLembah Silangit memanfaatkan kekayaan air yang melimpah dari aliran Sungai Badak untuk dijadikan sebagai objek wisata. Tanah bengkok milik desa setempat kemudian digali dijadikan sebuah danau yang luas dengan pulau di tengahnya. Begitulah penampakan pasca pengerjaan yang terhenti.
Danau seluas 3 hektar dengan pulau di tengahnya dapat dinikmati dengan begitu indahnya meskipun masih tahap penyelesaian. Terlebih di pagi atau sore hari, airnya yang jernih mengalir perlahan dan angin yang sepoi-sepoi menjadi daya tarik tempat ini.
Belum Dibuka untuk Umum
Danau Lembah Silangit memang cocok dinikmati ketika senja, pemandangan yang indah ditambah dengan gugusan lembah yang menjulang memberikan pesona yang menawan. Belum lagi para petani yang pulang memikul hasil taninya ke rumah melewati jalan yang berbatu. Menambah nuansa alam pedesaan yang menyejukan pandangan.
Duduk di bebatuan sembari mengobrol dengan teman rasanya menenangkan. Rasa jenuh dan bosan yang ada seketika menjadi segar kembali tanpa beban. Bebatuan yang ada seperti sengaja ditata dengan rapi menghipnotis mata yang memijaknya.Â