Namun, Philippe justru merasa tidak demikian. Ia merasa diperlakukan seperti orang normal. Driss tidak sedikitpun merasa kasihan padanya. Ia tidak peduli dengan masa lalunya. Driss bahkan tidak membiarkannya duduk di belakang bersama kursi rodanya seperti kuda melainkan membopongnya dan membopongnya di kursi depan di samping Driss.
Mereka menjalani hari-hari seperti layaknya orang biasa, lelucon yang selalu dibuat Driss ternyata mampu membuat Philippe nyaman dan merasa terhibur. Sembilan hari sudah Driss melewati masa percobaan untuk mengasuh Philippe dan ia mampu menjalaninya tidak seperti yang lain dan Driss secara resmi bekerja menjadi pengasuh Philippe.
Philippe pun tak sungkan menceritakan masa lalunya yang memiliki istri bernama Alice, namun sayang Alice mengalami lima kali keguguran hingga akhirnya mereka memutuskan untuk mengadopsi seorang putri. Bahkan, Philippe juga bercerita kenapa ia bisa menjadi lumpuh pada bagian leher hingga kakinya dan hanya kepalanya yang masih bisa digerakkan. Hal itu karena ia menyukai olahraga yang ekstrim dan berhubungan dengan ketinggian yakni paralayang.
Cuaca pada saat itu sedang buruk tapi ia memaksakan tetap pergi untuk paralayang alhasil dua tengkuknya patah dan hanya kepalanya yang tetap tegak. Ia juga menceritakan tentang Driss yang mengambil hiasan telur di rumahnya dan ia memintanya untuk mengembalikan karena itu merupakan kenangannya bersama dengan Alice istrinya.
Hari-hari dijalani mereka seperti biasa dengan rutinitas Driss yang membersihkan tubuh Philippe, menyuapinya makan, berjalan-jalan, olahraga dan kegiatan yang lainnya. Mereka begitu akrab sampai pada akhirnya, adik Driss mendatangi rumah Philippe.
Dari sinilah kemudian Driss menceritakan tentang keluarganya yang rumit. Ia diasuh oleh bibi dan pamannya yang sudah menjadi orang tuanya selama di Perancis. Ia dibawa oleh bibi dan pamannya saat berusia delapan tahun dari Senegal. Sampai pamannya meninggal dan bibinya menikah lagi dan memiliki banyak anak.
"Kau tentu takkan mau mendorong kursi roda seumur hidupmu. Dan karena kau sudah bekerja denga baik kau akan jadi pengangguran lagi" begitu Philippe mendengar semua cerita dari Driss. Sampai Driss memutuskan untuk keluar dari rumah Philippe dan kembali menemui ibunya bersama adiknya 'Adama' meninggalkan Philippe.
Sayangnya, semua tidak berjalan dengan sebagaimana Driss memperlakukan Philippe. Adanya pengasuh baru justru tak membuat Philippe nyaman, ia merasa diperlakukan seperti orang sakit. Tubuhnya tak terawat, bahkan ketika sesak nafas pun ia tak ingin pengasuh barunya untuk menanganinya.
Driss memiliki pekerjaan baru sebagai pengantar paket, hinga Yvonne pengasuh Driss memangglnya untuk kembali dan melihat kondisi Philippe. Kondisinya memang tampak buruk, hingga ia datang dan membawanya pergi ke luar berjalan-jalan dan membersihkan dirinya serta merapihkan tatanan rambutnya.
Hingga pada akhirnya Driss membawa Philippe ke restaurant untuk mempertemukannya dengan seorang wanita bernama Eleonore. Wanita yang selalu dihubunginya melalui surat dan telepon.