"Tahun 2018 adalah tahun pergumulan terberat dalam hidup saya sekaligus tahun kemenangan".
Tahun dimana banyak pergumulan hidup yang sangat berat Tuhan ijinkan terjadi bahkan bertubi-tubi seakan tidak ada kesempatan untuk menarik napas panjang dan menghembuskannya kembali. Â
Namun demikian, akhirnya saya belajar untuk berserah sepenuhnya kepada Tuhan, belajar taat terhadap apa yang Tuhan mau dan belajar melepaskan segala kedagingan sehingga saya dapat melihat dan merasakan kuasaNYA bekerja begitu sempurna dan ajaib.
Tahun 2018 mata hati saya terbuka terhadap segala luka-luka hati yang pernah ada dan dengan bekas luka-luka itu, Tuhan-pun mengijinkan saya untuk menyembuhkan luka orang lain. Â Mata hati saya mulai terbuka melihat pergumulan banyak keluarga dengan berbagai konflik rumah tangga yang mereka alami. Bisa dibenarkan bahwa konflik suami isteri yang terjadi didalam kehidupan rumah tangga bukan dimulai pada saat mereka memasuki kehidupan rumah tangga, namun itu semua telah dimulai jauh sebelum mereka berumah tangga.
Pohon keluarga yang baik/buruk, pola asuh yang sehat/tidak sehat, trauma masa lalu dan kejadian-kejadian luar biasa yang pernah dialami oleh masing-masing orang akan mempengaruhi karakter dan perilaku mereka sehingga tanpa disadari semua itu akan terbawa hingga mereka memasuki kehidupan pernikahan.
Tahun 2018 adalah tahun dimana saya merasakan hidup saya sungguh Tuhan pulihkan. Tahun dimana saya belajar melihat diri saya yang sesungguhnya dengan segala kelebihan dan kekurangan saya, mendamaikan hidup saya dengan masa lalu dan lingkungan di sekitar saya.
Saya belajar "Mengenali Monster Pribadi" didalam diri saya, belajar "Merayakan Hidup Ditengah-tengah kesulitan", dan belajar "Mencinta Hingga Terluka". Ini semua saya dapatkan lewat membaca buku-buku karya Julianto Simanjutak. Perjalanan dan pengalaman hidupnya sangat menginspirasi saya.
Tahun 2018 menyadarkan saya bahwa dunia selalu mencari dan melihat yang terkuat, yang terhebat, yang terkaya, yang terpintar, yang terbaik, yang berhasil dan sukses. Namun sesungguhnya didalam Tuhan, hal itu bukanlah suatu prioritas utama karena mata Tuhan tidak pernah berpaling dari segala kelemahan dan kekurangan kita. Justru DIA sanggup memakai kelemahan kita, kekurangan kita bahkan kegagalan kita sebagai alatNYA untuk kemudian menjadi berkat bagi orang lain.
Tahun 2018 mengajarkan saya tentang "PENGAMPUNAN SECARA SADAR TANPA SYARAT".
Sahabat, sadarilah... Sesungguhnya kamu tidak pernah jatuh sampai tergeletak, sesungguhnya kamu tidak pernah sendiri, sesungguhnya kamu sangat berharga di mata Tuhan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H