Ada seorang kaya yang mempunyai pengelola kekayaanya. Kepadanya disampaikan tuduhan, bahwa bendahara itu menghamburkan miliknya.
Lalu orang kaya itu memanggil bendahara dan berkata kepadanya, "Apakah yang kudengar tentang engkau? Berilah pertanggungan jawab atas urusanmu, sebab engkau tidak boleh lagi bekerja sebagai bendahara."
Kata bendahara itu di dalam hatinya, "Apakah yang harus aku perbuat? Tuanku memecat aku dari jabatanku sebagai bendahara. Mencangkul aku tidak dapat, mengemis aku malu."
"Aku tahu apa yang akan aku perbuat," kata bendahara itu dalam hatinya, "Supaya apabila aku dipecat dari jabatanku sebagai bendahara, ada orang yang akan menampung aku di rumah mereka."
Lalu bendahara memanggil seorang demi seorang yang berhutang kepada tuannya.Â
Kata bendahara kepada yang pertama berhutang, "Berapakah hutangmu kepada tuanku?"
Jawab orang itu, "Seratus tempayan minyak."Â
Lalu kata bendahara kepada orang itu, "Inilah surat hutangmu. Duduklah dan buat surat hutang lain sekarang juga. Tulis lima puluh tempayan."
Kemudian bendahara berkata kepada penghutang kedua, "Dan berapakah hutangmu?"
Jawab orang itu, "Seratus pikul gandum."