Pemilu seumpama seorang raja yang mengadakan pesta demokrasi. Ia menyuruh hamba-hambanya memanggil orang-orang yang diundang.
"Hidangan telah telah kusiapkan," kata raja itu. "Lembu-lembu jantan dan ternak-ternak peliharaanku telah disembelih. Semuanya telah tersedia. Datanglah ke pesta demokrasi ini."
Sayangnya, hamba-hamba itu tidak mengindahkan rencana raja. Ada yang pergi ke ladangnya, ada yang pergi mengurus usahanya, dan yang lain acuh tak acuh.
Maka murkalah raja itu. Lalu menyuruh pasukannya untuk membinasakan hamba-hamba pemalas itu.
Kemudian, raja memilih hamba-hamba baru. Dan pergilah hamba-hamba itu menjalankan titah raja.
***
"Apa kita undang sedikit saja?" tanya hamba-hamba itu diantara mereka. "Yang penting terkenal dan dikenal raja. Biar raja juga senang, karena dia mengenal para tamunya."
"Nah, kira-kira pesta akan seperti itu," kata seorang hamba. "Menyenangkan, intim, dan biaya pun sedikit. Kita juga tidak pusing menyiapkan banyak hal untuk para undangan."
"Bagaimana jika raja ingin pestanya dihadiri banyak orang?" tanya hamba lain. "Dia akan marah, dan kita akan dihukum."