Mohon tunggu...
Lilia Gandjar
Lilia Gandjar Mohon Tunggu... Tutor - Penikmat aksara dan pencinta kata-kata.

Penyuka dunia tulis menulis.

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Artikel Utama

Indahnya One Stop Living

26 Juli 2022   14:31 Diperbarui: 27 Juli 2022   20:26 576
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Daerah administratif Banten.  |  Sumber: www.bantenprov.go.id dan www.banten.bps.go.id

Sebagai saksi sejarah pemekaran wilayah, saya melihat pesatnya pembangunan Provinsi Banten.

Provinsi Banten berdiri tanggal 4 Oktober 2000. Dengan UU No. 23 sebagai dasar pembentukannya.

Daerah administratif Banten.  |  Sumber: www.bantenprov.go.id dan www.banten.bps.go.id
Daerah administratif Banten.  |  Sumber: www.bantenprov.go.id dan www.banten.bps.go.id
Provinsi ini memiliki luas wilayah 9,663 km² dan 11,9 juta penduduk. Kepadatan penduduk Banten, 1.232 penduduk/km², setara dengan kepadatan penduduk Bangladesh.

Dari 10 provinsi dengan jumlah penduduk terbanyak di Indonesia, Banten ada peringkat ke-5. BPS melansir bahwa di tahun 2020 - 2035, Provinsi Banten, DKI Jakarta, Jawa Timur, DI Yogyakarta, dan Bali mengalami puncak bonus demografi.

Sepuluh Provinsi dengan Persentase Jumlah Penduduk Terbanyak. | Sumber: Analisis Profil Penduduk Indonesia, BPS.
Sepuluh Provinsi dengan Persentase Jumlah Penduduk Terbanyak. | Sumber: Analisis Profil Penduduk Indonesia, BPS.
Sejak awal berdiri hingga saat ini, Pemerintah Banten berupaya mengurangi ketimpangan pembangunan di wilayahnya. 

Tahun 2000, daerah yang berkembang adalah Tangerang. Sekalipun Serang dan Cilegon menjadi pusat industri, dan pabrik-pabrik unicorn ada disana, daerah tersebut belum semaju Tangerang.

Kini, masyarakat Banten dapat melihat pengembangan kawasan strategis dilakukan dimana-mana. Daerah-daerah yang dulunya belantara, berubah menjadi kawasan perkotaan. Pembangunan juga dilakukan pada daerah tertinggal, kawasan perbatasan, hingga perdesaan. 

Tahun 1997, saya kuliah di ITI Serpong. Saya melihat pesatnya pembangunan di daerah BSD dan Gading Serpong. Dari yang awalnya kebun karet, belantara, dan rawa-rawa, dipoles menjadi kawasan pemerintahan, niaga, pendidikan, kesehatan, dan perumahan.

Dulu, daerah ramai BSD City hanya di jalan utama. Mulai dari bundaran di depan Plaza Telkom, Mal BSD, McDonald, Pizza Hut, Dunkin Donut, hingga hutan karet. Lalu hutan karet berubah menjadi German Center.

Sekarang, sepanjang jalan dari pintu tol, Gading Serpong, Alam Sutera, Melati Mas, BSD City, hingga Cisauk berubah. Tidak saya temukan lagi belantara atau hutan karet. 

Dulu, saya dan kawan-kawan Teknik Kimia ITI melakukan pengabdian masyarakat di Desa Setu. Kami mendukung Sekolah Dasar Negeri dan berkawan dengan masyarakat disana. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun