pemekaran wilayah, saya melihat pesatnya pembangunan Provinsi Banten.
Sebagai saksi sejarahProvinsi Banten berdiri tanggal 4 Oktober 2000. Dengan UU No. 23 sebagai dasar pembentukannya.
Provinsi ini memiliki luas wilayah 9,663 km² dan 11,9 juta penduduk. Kepadatan penduduk Banten, 1.232 penduduk/km², setara dengan kepadatan penduduk Bangladesh.
Dari 10 provinsi dengan jumlah penduduk terbanyak di Indonesia, Banten ada peringkat ke-5. BPS melansir bahwa di tahun 2020 - 2035, Provinsi Banten, DKI Jakarta, Jawa Timur, DI Yogyakarta, dan Bali mengalami puncak bonus demografi.
Sejak awal berdiri hingga saat ini, Pemerintah Banten berupaya mengurangi ketimpangan pembangunan di wilayahnya.Â
Tahun 2000, daerah yang berkembang adalah Tangerang. Sekalipun Serang dan Cilegon menjadi pusat industri, dan pabrik-pabrik unicorn ada disana, daerah tersebut belum semaju Tangerang.
Kini, masyarakat Banten dapat melihat pengembangan kawasan strategis dilakukan dimana-mana. Daerah-daerah yang dulunya belantara, berubah menjadi kawasan perkotaan. Pembangunan juga dilakukan pada daerah tertinggal, kawasan perbatasan, hingga perdesaan.Â
Tahun 1997, saya kuliah di ITI Serpong. Saya melihat pesatnya pembangunan di daerah BSD dan Gading Serpong. Dari yang awalnya kebun karet, belantara, dan rawa-rawa, dipoles menjadi kawasan pemerintahan, niaga, pendidikan, kesehatan, dan perumahan.
Dulu, daerah ramai BSD City hanya di jalan utama. Mulai dari bundaran di depan Plaza Telkom, Mal BSD, McDonald, Pizza Hut, Dunkin Donut, hingga hutan karet. Lalu hutan karet berubah menjadi German Center.
Sekarang, sepanjang jalan dari pintu tol, Gading Serpong, Alam Sutera, Melati Mas, BSD City, hingga Cisauk berubah. Tidak saya temukan lagi belantara atau hutan karet.Â
Dulu, saya dan kawan-kawan Teknik Kimia ITI melakukan pengabdian masyarakat di Desa Setu. Kami mendukung Sekolah Dasar Negeri dan berkawan dengan masyarakat disana.Â