Mohon tunggu...
Lilia Gandjar
Lilia Gandjar Mohon Tunggu... Tutor - Penikmat aksara dan pencinta kata-kata.

Penyuka dunia tulis menulis.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama

Bagaimana Mendeskripsikan Kata 'Motherhood'?

6 Agustus 2017   20:15 Diperbarui: 8 Agustus 2017   17:33 4134
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi. Rocking Mama

"Good parenting result God helping your child! (Hasil dari proses membesarkan dan mendidik anak yang baik adalah Tuhan menolong anakmu!)"

Apakah ketika menjalankan proses Motherhood 100% seorang wanita tidak dapat mengaktualkan dirinya? Tergantung situasi dan kondisi. Namun setiap pilihan memiliki dampak resikonya masing-masing. Jika keadaan normal, hanya seorang wanita idiot yang tidak dapat mewujudkan cita-cita atau ambisinya. Namun ketika jalan berkerikil, penuh ilalang dan semak duri, wajar jika hanya dapat melangkah maju sedikit demi sedikit. Setiap wanita menghadapi keadaan dan rintangan yang berbeda-beda.

Tidak ada wanita di dunia ini yang ingin terpuruk. Semua wanita pasti ingin menjadi dirinya sendiri. Bersinar dan menjadi berguna untuk keluarganya juga orang lain dengan menggunakan seluruh talenta yang Tuhan berikan kepadanya. Namun tugas membesarkan juga mendidik anak bukan hal mudah, namun kompleks dan butuh kemahiran khusus. Bukan hanya pekerjaan formal di kantor yang membutuhkan keahlian manajerial, komunikasi, kepemimpinan, administrasi, pengaturan keuangan, manajemen waktu, multitasking, membaca karakter, dan sebagainya, ketika menjalankan proses Motherhood semua itu otomatis harus diimplementasikan.

Sebagai penutup dapat disimpulkan bahwa Motherhood adalah suatu kehormatan tiada tara yang Tuhan berikan kepada kaum wanita, pekerjaan sekaligus pengorbanan. Kehormatan untuk mencetak generasi bangsa yang intelek dan bermoral. Suatu kehormatan yang tidak dapat dinilai dengan uang jika melihat anak-anak tumbuh besar dengan berkat Tuhan tercurah kepadanya.()

------------------------------

Tulisan di atas dibuat untuk menanggapi Opini di laman The New York Times

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun