Siapa sih dia? Ugh...sebel banget aku kalo ngeliat dia. Gayanya yang sombong, sok tahu, suka motong pembicaraan orang...dll deh pokonya. Banyak banget kejelekan dia. Karna sifatnya itupun banyak orang yang tak suka pada dia. Baik secara diam-diam maupun terang2an. Sering aku tak tahan melihat sikapnya, tapi entah kenapa aku ga bisa lepas dari dia.
Aku sendiri ga inget sejak kapan dia masuk dalam kehidupanku. Yang aku tahu, sepanjang kehidupanku selama ini, dia selalu menyertaiku. Bukan sekali atau dua kali aku pernah berusaha melepaskan diri dari dia. Tapi kok susahnya minta ampun. Sepertinya dia dan aku sudah terikat satu sama lain.
Awalnya sih aku tidak terlalu memperhatikan kehadirannya. Tapi lama-lama kok dia semakin mengganggu saja. Hidupku jadi resah dibuatnya. Sampai sekarang pun aku tidak habis pikir, kenapa sosok seperti dia bisa ada dalam kehidupanku.
Apa yang harus kulakukan? Lama aku memikirkan hal itu. Aku pun sering menjadi resah dan gelisah. Hatiku semakin tidak tenang. Hingga suatu hari, terbesit pemikiran bahwa satu-satunya cara adalah bahwa aku harus berusaha menerima dia dalam hidupku. Mungkin setelah itu baru aku bisa mengubahnya. Mungkin bisa kalau aku berusaha. Yah...kurasa itu yang bisa aku lakukan sekarang ini.
Pagi ini, aku terbangun dengan perasaan sedikit lega dari biasanya. Aku teringat kepada dia. Sejak aku bisa menerima dia, hatiku sedikit agak tenang. Selain itu, perubahan sikapku ternyata juga berpengaruh kepada dia. Sedikit demi sedikit, dia pun mulai berubah.
Aku bangkit dari tempat tidur menuju kamar mandi. Saat melewati cermin di dekat pintu, aku tertegun. Kupandangi sosok di cermin, dan aku tertegun. Hari ini aku baru menyadari sesuatu yang penting. Ternyata dia itu begitu mirip denganku. Bukan....ternyata...dia adalah aku.
aku adalah dia.
(February 23, 2009)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H