Cracks in Asia Junk Bonds Shown in Fast Fall of Textile Firm adalah judul artikel di Bloomberg 17 Juli 2019, yang menganalisa tentang kejatuhan nilai obligasi perusahaan yang membuat heboh dan panik di Indonesia. Perusahaan apa yang membuat panik? Siapa saja yang panik? Dan ada apa sebenarnya?Â
Perusahaan yang gagal bayar adalah PT. Delta Merlin Dunia Textile (DMDT) yang tergabung dalam Grup Duniatex. Duniatex didirikan oleh Sugeng Hartono tahun 1974, berkembang dengan baik dan akhirnya mengakuisisi Damaitex tahun 1992, dan tahun 1998 mendirikan PT. Dunia Sandang Abadi dan PT. Delta Merlin Dunia Tekstil.Â
Hingga kini ada 18 perusahaan yang berada dibawah Duniatex Grup, dengan fasilitas produksi seluas 150Ha dan 40 ribu tenaga kerja (data dari katadata.co.id). Saat mau melihat lebih detail tentang laporan keuangan, trend dll di situs perusahaan Duniatex teryata website tersebut down karena bandwidth limit.Â
Yang pasti perusahaan ini berkembang pesat hingga diversifikasi bisnis ke Rumah Sakit dan Mall. Jika anda berada di Yogyakarta dan Solo pasti mengenal salah satu mall terbesar disana yaitu Hartono Mall dan RS Indriati di Solo.
Anda tidak terbiasa dengan kata-kata obligasi? Saya ambilkan definisi obligasi dari Wikipedia : "Obligasi adalah suatu istilah yang digunakan dalam dunia keuangan yang merupakan suatu pernyataan utang dari penerbit obligasi kepada pemegang obligasi beserta janji untuk membayar kembali pokok utang beserta kupon bunganya kelak pada saat tanggal jatuh tempo pembayaran".Â
Intinya, perusahaan membutuhkan uang, kemudian mengajak masyarakat untuk invest dengan memberikan uang ke perusahaan tersebut dan akan mendapatkan kupon, kemudian kupon tersebut nantinya akan diberikan imbal balik sebesar sekian persen pertahun.Â
Obligasi yang diberikan suatu perusahaan diberikan peringkat oleh perusahaan pemeringkat saham dan obligasi. Peringkat obligasi dari AAA yang terbaik dan CCC yang terendah. Perusahaan pemeringkat obligasi Standart and Poors (S&P) menurunkan peringkat obligasi PT. Delta Merlin Dunia Tekstil dari BB- menjadi junk bond (CCC-) dan Fitch Ratings juga menurukan rating dari BB-menjadi B-. S&P menyebutkan penurunan rating disebabkan perusahaan tersebut gagal membayar kupon pinjaman yang jatuh tempo 10 Juni 2019 sebesar US$11juta. Kemudian harga saham langsung jatuh dari US$103sen menjadi US$34,64sen.
Tapi apakah perlu panik dan bagaimana dampaknya terhadap nasional. Sebenarnya tidak perlu panik, CNBC menyebutkan bahwa analis dari CreditSights menyampaikan bahwa terlewatnya pembayaran kewajiban tersebut tidak akan berdampak pada kemampuan membayar DMDT, apalagi DMDT masih memiliki dana yang cukup pada interest reserve account untuk memenuhi kewajiban pembayaran bunga sekitar US$13juta yang akan jatuh tempo pada September 2019.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H