Mohon tunggu...
Lila Septiarum
Lila Septiarum Mohon Tunggu... Kuliah dan mengajar -

septiarumlila.blogspot.com

Selanjutnya

Tutup

Catatan

Perpustakaan untuk Anakku

5 April 2015   08:35 Diperbarui: 17 Juni 2015   08:31 73
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

“Nak, besarlah kau dengan membaca agar kelak ilmu yang menuntun hidupmu.”

Budaya membaca dewasa ini tetap menjadi sorotan karena generasi muda jaman sekarang dinilai kurang terbiasa untuk membaca, membaca yang dimaksudkan bukan hanya membaca untuk update status atau sekedar membaca status milik teman di jejaring sosial seperti yang dibudayakan anak muda jaman sekarang. Anak muda beranggapan bahwa dirinya setiap hari selalu membaca bahkan ketika bangun tidurpun mereka membuka layar handphone lalu membaca yang dibaca adalah pesan singkat. Membaca disini bukan itu yang saya maksud tetapi lebih pada bacaan yang lebih terstruktur baik fiksi maupun non fiksi. Jaman sekarang membaca memang tidak harus melulu pada buku namun bisa juga melalui media elektronik karena bukupun sekarang ada yang berupa e-book yang memang disediakan untuk mengimbangi kecanggihan teknologi jaman sekarang agar budaya membaca tetap dilestarikan. Namun, membaca melalui media elektronik tersebut kurang terbiasa di masyarakat kita, masyarakat lebih nyaman membaca dengan buku. Buku erat hubungannya dengan perpustakaan, di Indonesia perpustakaan kebanyakan hanya bisa djumpai di sekolah, universitas, dan lembaga pendidikan lainnya. Bahkan kebanyakan guru yang berkecimpung di dunia pendidikanpun di rumahnya lebih banyak menumpuk kendaraan atau harta benda lainnya ketimbang menumpuk buku bacaan dan itu salah satu indikasi bahwa guru di Indonesia masih kurang dalam hal membaca dan menulis dan seharusnya menjadi catatan juga bagi Pendidikan di Indonesia.

Membiasakan anak untuk membaca juga tidak semudah memerintahkan lalu dikerjakan oleh anak, namun orang tua harus bisa menjadi teladan sehingga orang tua yang menginginkan anak gemar membaca sudah seharusnya gemar membaca juga kemudian anak akan mencontohnya dan menjadikan budaya itu sebagai kebiasaan hingga anak sudah dewasa.

Impian saya ketika punya anak nanti akan saya buatkan sebuah perpustakaan kecil yang ada di pojok rumah yang sekarang jadi gudang beras, tempat itu akan saya sulap menjadi perpustakaan yang bersahabat dengan anak- anak sehingga anak- anak tetangga sekitar bisa ikut untuk menikmati membaca di tempat tersebut. Kebetulan masyarakat tempat saya tinggal anak- anaknya juga kurang mendapat perhatian dari orang tua dalam hal pendidikan.

Di dekat bangunan perpustakaan itu ada pintu belakang rumah yang menghubungkan antara rumah dengan pekarangan belakang rumah. Nah, di pekarangan ini akan saya bangun gubuk- gubuk kecil menghadap ke selatan yang berupa pemandangan sawah dan udaranya sangat sejuk di siang hari. Gubuk ini nantinya akan difungsikan untuk membaca anak- anak yang meminjam buku di perpustakaan. Di dekat perpustakaan juga ada ruangan yang sekarang menjadi dapur kotor yang lumayan luas yang akan saya fungsikan untuk tempat bermain, ketika anak sudah bosan membaca bisa masuk kesitu untuk bermain karena masa anak- anak adalah masanya untuk bermain sehingga tetap terfasilitasi sesuai dengan masanya. Proses peminjaman buku yang dibawa pulang akan saya tarik uang Rp 2000 namun uang itu akan kembali setelah anak mengembalikan buku, jadi anak tidak hanya meminjam buku tapi sekaligus menabung untuk mengurangi uang jajan mereka. Operator untuk peminjaman dan pengembalian buku akan saya serahkan pada bapak saya yang sudah pensiun agar ada kegiatan supaya tidak jenuh menjalani masa pensiun.

Semoga dengan saya bangunkan perpustakaan kecil untuk anak saya kelak bisa memfasilitasi masa kecilnya untuk gemar membaca dan kebiasaan itu terbawa hingga ia dewasa dan perpustakaan yang saya bangunkan sejak ia kecil bisa lebih dikembangkan lagi dengan manajerial yang lebih matang yang difungsikan tidak hanya untuk kepentingan keluarga, tetangga tetapi bisa berguna untuk seluruh wilayah yang lebih luas.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun