Kurikulum 2013 sudah mulai diterapkan di Sekolah Dasar khususnya kelas 1, 2, 4, dan 5 di hampir seluruh wilayah di Indonesia, pihak sekolah juga telah melakukan sosialisasi kepada orang tua tentang Kurikulum 2013 dan secara garis besar pendangan orang tua tentang Kurikulum 2013 itu tidak ada lagi mata pelajaran tetapi tersaji dalam bentuk tema sehingga jadwal pelajaran tampak berbeda dan sering berganti, materi yang diberikan juga berbeda dari yang terdahulu meskipun konteksnya tetap sama, kemudian para orang tua membantu menyampaikan kepada anak agar tidak bingung. Sebenarnya letak peran orang tua dalam Kurikulum 2013 tidak hanya sebatas itu, orang tua bisa terlibat langsung dalam mendidik dan mendampingi anak namun lokasi tentu tidak di sekolah melainkan di rumah dengan alokasi waktu tak terhingga.
Banyak pihak yang menyayangkan terutama dari praktisi pendidikan akan peran orang tua dalam mendidik anak di era modern ini, mereka seakan melepas tanggung jawabnya dalam hal pendidikan anak dan menyerahkan sepenuhnya kepada bapak/ibu guru di sekolah lalu menuntut hasilnya. Sesungguhnya sekolah itu hanya memberikan konsep yang baik kepada anak yang sudah seharusnya bisa diterapkan di rumah dengan bimbingan orang tua. Kesibukan akan pekerjaan orang tua jaman sekarang sering dijadikan alasan untuk memutus tanggung jawabnya dalam hal mendidik anak, dengan adanya Kurikulum 2013 orang tua bisa berperan langsung mengajarkan banyak hal kepada anak tanpa menyimpang dari apa yang sudah anak dapatkan di sekolah.
Kurikulum 2013 menyajikan materi pelajaran yang tidak dapat dipisahkan dengan kehidupan anak sehari-hari karena dalam pembelajaran menggunakan pendekatan saintifik (scientific approach) sehingga pelajaran yang sudah di peroleh di sekolah akan berhasil jika bisa diterapkan di rumah dengan bimbingan orang tua. Contoh hal kecil yang merupakan penerapan dari Kurikulum 2013 yang dapat dilakukan di rumah bisa waktu sarapan anak diminta mengambilkan beberapa sendok, garpu, dan piring sejumlah angka yang orang tua perintahkan. Selain belajar berhitung anak dibiasakan melakukan hal yang positif seperti mengucapkan salam, terima kasih, dan minta maaf ketika melakukan salah. Di waktu senggang orang tua bisa menemani anak bermain yang dapat mengembangkan kreativitas anak. Masih banyak lagi contoh yang lain yang bisa dilakukan orang tua di rumah. Dari beberapa hal kecil tersebut sudah bisa tercapai tujuan Kurikulum 2013 baik secara kognitif, afektif, dan psikomotor .
Semoga semakin banyak orang tua yang menyadari bahwa pendidikan anak itu tidak hanya di sekitar sekolah namun lebih banyak membentuk pribadi anak justru di lingkungan rumah tempat tinggalnya. Oleh karena itu sangat diharapkan orang tua bisa bekerja sama dengan guru dalam mendidik anak dan ketika Kurikulum 2013 sudah berjalan akan lebih sempurna jika dalam evaluasi pembelajaran (assessment) juga melibatkan orang tua. Jadi, peran orang tua memang sangat penting untuk mencapai tujuan yang ingin dicapai dalam Kurikulum 2013 ini.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H