Mohon tunggu...
Nur Kholillah
Nur Kholillah Mohon Tunggu... Lainnya - Writer

Jika memang harus, patah dan hancurlah! lalu hiduplah kembali dan mencoba lagi

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Sisi Ayah yang Tersembunyi

22 November 2024   09:37 Diperbarui: 22 November 2024   10:01 69
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ayah dan putrinya (sumber: pinterest.com/Freepik)

"putriku sudah bahagia." Pikirnya

Ia mulai menjalani hari-hari tenang. Tanpa rasa sedih dan kekhawatiran. Meski  selalu rindu, ia hanya cukup membuka album usang untuk selalu tersenyum. Dan selalu bergumam "Putriku sudah bahagia."

Namun rasanya hanya sekejap. Suatu malam putrinya datang sambil menangis. Dengan keadaan kulit lebam keunguan. Ia memeluk sang putri dengan tangisan keras. Siapa yang berani melukai tuan putrinya. Siapa yang berani membuat tuan putrinya menangis, di saat ia sangat berhati-hati menggendong bayi kecilnya karena takut melukai. Siapa yang berani membuatnya sekurus itu. Di saat ia mewujudkan semua yang ditunjuk tuan putrinya.

Hatinya hancur. Ia memberikan nama sempurna agar putrinya selalu bahagia dan dicintai. Tetapi yang ia lihat malah sebaliknya. Lalu ia mulai menyalahkan dirinya sendiri. Mengapa ia berikan putrinya kepada orang lain? Mengapa ia melepaskan tangan putrinya kala itu? Dosa apa yang membuat tuan putrinya menderita?

Tidak semua ayah seperti itu. Tetapi jika anak perempuannya dibuat menangis dan lebam, ayah mana yang tidak akan hancur hatinya. Mereka hanya pemalu, yang sulit mengekspresikan perasaannya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun