Petangku mendongeng
Perihal titik di muka pandang
Tak kenal, tak sayang
Harusnya masa membawa hilang
Tapi semesta mengacau rasa
Menggubah jejak arahnya bertamu
Ia tak mengetuk
Aku pun tak membuka
Ajaibnya, kita duduk jarak sedepa
Petangku mendongeng
Kali ini perihal rindu
Luap penuh seluruh
Perdetik, perdetak, perdegup
Menyusuri jejak di tepi ilalang
Demi detik tuk bertatap
Tak berkata, tak tersenyum
Ternyata masa memaksa berlalu
Namun,
Sampai petangku terkapar
Masih Namanya ku rapal
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H