Mohon tunggu...
Nur Kholillah
Nur Kholillah Mohon Tunggu... Lainnya - Writer

Jika memang harus, patah dan hancurlah! lalu hiduplah kembali dan mencoba lagi

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Dongeng Petang

17 November 2024   17:32 Diperbarui: 17 November 2024   17:32 55
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
pinterest.com/Inspirasiisirumahku

Petangku mendongeng
Perihal titik di muka pandang
Tak kenal, tak sayang
Harusnya masa membawa hilang
Tapi semesta mengacau rasa
Menggubah jejak arahnya bertamu
Ia tak mengetuk
Aku pun tak membuka
Ajaibnya, kita duduk jarak sedepa
Petangku mendongeng
Kali ini perihal rindu
Luap penuh seluruh
Perdetik, perdetak, perdegup
Menyusuri jejak di tepi ilalang
Demi detik tuk bertatap
Tak berkata, tak tersenyum
Ternyata masa memaksa berlalu
Namun,
Sampai petangku terkapar
Masih Namanya ku rapal

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Baca juga: Tiga Agustus

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun