Mohon tunggu...
Nur Kholillah
Nur Kholillah Mohon Tunggu... Lainnya - Writer

Jika memang harus, patah dan hancurlah! lalu hiduplah kembali dan mencoba lagi

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Seniwati Sejati

6 November 2024   10:19 Diperbarui: 6 November 2024   10:30 84
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pinterest.com/Denitiranto Ranto

Gurat tenangnya pernah bersuar memukau
Melampau sorot keperakan di muka malam
Kala aku, hendak mampu merangkak
Kala ia, persis seelok Cleopatra

Ibu...

Tapi kini ronanya kian meredup
Dikikis laju perputaran tahun masehi
Sepeku garis-garis menua telah mengilas
Hingga raganya ringkih nyaris tumbang

Aku tahu ia berbohong...

Tentang sesimpul senyum ditengah padang Terik
Ketika ia harus mengayuh pedal sepeda tua itu
Meski dengan separuh nyawa

Barangkali...
Hendak menabir punggung yang kian membungkuk
Hanya agar tampak jelas masih mampu melambung

Ibu, 'kan terus berbohong
Sekadar menjaga rasa dan asa anak-anak nya
Mungkin tanpa ingin mengenal akhir
Tanpa ingin peduli
Jika harus berlakon seniwati sejati

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun