Mohon tunggu...
Kholilatul Ummah
Kholilatul Ummah Mohon Tunggu... Pengacara - Advokat Perempuan

Love Allah, love Muhammad, love Islam, love Indonesia

Selanjutnya

Tutup

Diary

Dunia adalah Jarak antara Lahir dan Mati

17 April 2024   08:29 Diperbarui: 17 April 2024   09:05 52
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik


Sudah hampir separuh abad usiaku, aku bersyukur masih diberikan kesempatan untuk memaknai keindahan hidup di dunia, atas segala nikmat-NYA hati dibimbing untuk mensyukuri, atas segala ujian-NYA hati dibimbing untuk menyabari. Dan aku sadar bahwa dengan syukur serta sabar itulah dua kekuatan kepak sayapku dimampukan-NYA mengarungi langit keikhlasan Ilahi Rabbi.

Apa yang menjadi pikiranku dalam memotret dunia kini, bahwa perjalanan ini baik-baik saja, dilihat dari sudut pandang manapun, bahkan perjalanan kehidupan ini telah begitu sempurna, di atas jalan permadani kasih sayang ILAHI. Bahkan berkaitan dengan detail ceritanya pun ada dalam kendali dan kuasa ILAHI. Tak ada yang membatasi perjalanan diri kita kecuali ketakutan kita pada ILAHI. Dan tak ada yang mengendalikan diri kita kecuali dari apa yang telah kita yakini akan ILAHI RABBI.

Hidup di dunia nyatanya begitu singkat, secara administratif hanya berjarak antara terbitnya akta kelahiran dan akta kematian. Namun sejatinya bisa begitu panjang apabila antara lahir dan mati mau kita maknai dengan cinta kasih sayang dari hati yang tulus murni yang terpelihara dan abadi, atau mau diisi dengan dendam benci dan penuh sakit hati yang penuh siksaan. Begitulah hidup itu dipilih oleh Tuhan, dan menjadi pilihan ketika diri kita memilih antara mau ke kiri atau mau ke kanan. Di setiap perwujudan kita mampu mengenali-NYA atau melalaikan?, Dimampukan  mendekat pada-NYA atau justru menjauh dari SANG HIDUP itu sendiri.

Aku berdoa PADAMU YA ILAHI, semoga di usia penghujungku ini, sembari menunggu kembali menghadap-MU yang hakiki, jadikanlah badanku ini semakin tenang, akal pikiranku senantiasa ENGKAU jernihkan dan hatiku ini kian ENGKAU lapangkan, lahir batinku ENGKAU berkahkan, perjalananku ENGKAU kumpulkan bersama mereka yang hatinya penuh kasih sayang atas nama-MU. Dan terus disiapkan untuk menyambut setiap kepak-kepakan sayap syukur dan sabar mengarungi langit keikhlasan-MU YA TUHAN...

(Ilahi anta maqshudii, waridloka mathluubi, a'thinii mahabbataka wa ma'rifataka)

Singosari, 17 April 2024
Kholilatul Ummah

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun