Saat itu kita hanya berdua, tanpa kata, yang ada sebuah realita, dan engkau benar-benar mengatakan ucapanmu itu, "Yang sabar ya ma, doakan aku".
Memang apa yang mesti kita lakukan?, tidak ada nak, kecuali bersabar. Lalu apa lagi yang bisa dilakukan untuk menyempurnakan kesabaran itu?, tidak ada nak, kecuali dengan melantunkan doa-doa hati kita.
Di alam yang masih dalam satu rangkaian tak terpisah ini, Hanya doalah yang terus menyatukan hati kita, setiap saat, kapanpun dan dimanapun. Meski engkau di alam barzakh, dan mama yang masih di dunia.
"Doa adalah nyanyian abadi hati kita yang saling menyayangi karena Ilahi...anakku..."
Hari-hari yang kita lewati di dunia, hari-hari terakhir itu, dirimu kembali menjadi bayi, Tidak mandi sendiri, makan disuapi, tidak mau ditinggal sendiri. Seperti saat muncul dalam mimpi, engkau seperti masih saat bayi digendongan mama lagi.
Kuingat dan kuperhatikan, hari-hari itu pandanganmu sering satu arah, menoleh ke kanan, aku tak mengerti apa yang terjadi dalam dirimu nak...?. Sampai hari terakhir, wajah damaimu pun juga menoleh ke kanan.
Mama tak mengira dirimu benar-benar pergi secepat ini. Kesiapanmu berpulang membuat hatiku bergetar hingga detik ini anakku.
"Ayo ma pulang, aku sudah tidak kuat lagi, aku pasrah dengan sakitku, aku mau mati". Deretan kata yang membuat kesadaran ini menyeruak, seakan itu tak mungkin, namun itulah yang terjadi.
Mama pun mengajakmu tenang, "atur nafas nak, ayo berdzikir, Allaah Ya Allaah, Laailahaillallooh, Allohumma sholli 'ala Sayyidina Muhammad, Allaah...Ya Allooh..., engkau pun menirukan semua kalimat dzikir thoyyibah itu dengan fasih.
Engkau kupasrahkan di pelukan malaikat yang penuh kasih, Engkau telah berpulang menghadap Rabbul 'aalamiin di bulan Ramadhan mulia yang dipenuhi berkah Ilahi, Rabu 14 April 2021. Innaa lillaahi wainnaa ilaihi raaji'uun. Bismillaahi tawakkaltu 'alallooh, walaahaula walaa quwwata illaa billaahi al-'aliyyil 'adhiim.Â
Singosari, 21 Juni 2021
Kholilatul Ummah