Seperti kita tahu dampak Covid 19 saat ini melahirkan dilematika yang tak tanggung-taggung. Â Jika dijaga ketat dengan PSBB yang terlalu lama, kegiatan perekonomian bisa collaps (mati), sedangkan jika tidak dijaga ketat penyebaran wabah Covid 19 tidak berhenti dan akan memakan korban lebih banyak lagi.Â
Lalu bagaimana yang terbaik untuk menyiasati hal ini?. Menurut hemat saya memang diperlukan proses tahap demi tahap, dan inilah yang disebut transisi untuk mempersiapkan situasi dan kondisi, agar secara perlahan kegiatan ekonomi berjalan, namun di sisi lain resiko penyebaran Covid 19 juga bisa terkendali.Â
Kuncinya adalah membangun kesadaran bersama untuk bersama-bersama menjalankan protokol kesehatan secara disiplin, menjaga dan meningkatkan imunitas tubuh, sering memeriksakan diri, memakai masker, menjaga jarak, sering cuci tangan memakai sabun. Dst. Semua itu harus dilakukan saat beraktifitas di rumah ataupun di luar rumah.
Saya masih melihat ada sikap yang ekstrem antara yang terlalu takut pada Covid 19 ini dan ada pula yang terlalu cuek, hingga abai terhadap protokol kesehatan. Di pasar tradisional masih banyak penjual dan pembeli yang tidak pakai masker dan tidak menjaga jarak. Oleh karena itu pasien terkonfirmasi positif terus bertambah.
Dan ini saya alami sendiri di daerah Malang utara (Lawang, Singosari, Karangploso) dimana pasien positif terus bertambah, hingga saat ini diterapkan PSBLokal. Iya penyebabnya karena masyarakat sendiri kurang disiplin dalam menjaga protokol kesehatan. Disaat daerah lain menyongsong era new normal, daerah kami masih bergulat dengan Covid 19 kembali.
Jadi jika daerah kita ingin menjadi zona hijau, lepas dari zona oranye, merah, dan hitam, kuncinya ada pada kata disiplin menjaga kesehatan dengan segala prosedur dan protokol yang ditetapkan.
Maka berangkat dari sendiri mari mengajak keluarga, teman, tetangga, dan masyarakat untuk disiplin menjaga kesehatan dengan menerapkan protokol kesehatan. Sebab dari kedisiplinan diri itulah wabah akan segera berhenti.Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H