Belajar dari aktifitas menanam sebuah tanaman bunga, saya melihat dan memperhatikan dengan seksama, ada pelajaran yang menarik untuk disimak dan perlu saya tuliskan disini. Tanaman bunga-bunga itu sama dengan manusia, apabila diperhatikan, mereka juga bisa memberikan timbal balik yang luar biasa. Mereka bisa tumbuh berkembang memberikan bunganya penuh keindahan. Jika itu tanaman pohon buah, mereka akan memberikan buahnya, meski mungkin membutuhkan waktu lebih lama. Â Dan saya yakin semua makhluk hidup, hewan, tanaman bunga, buah, bahkan bebatuan, mineral, air, semuanya memberikan timbal balik yang sama, apabila diperhatikan, disayangi, maka mereka juga akan menyayangi kita.
Memperhatikan tanaman tak sekedar menanam lalu selesai, akarnya butuh dipendam dengan baik dalam media tanah, dari bumiNya yang diciptakan. Tanah bumiNya sejauh ini adalah media tanam yang paling baik untuk menumbuhkan setiap biji benih yang ditanam. Syarat utama akar tanaman itu akan tumbuh dengan baik dan kokoh adalah dengan memberikan ketenangan. Sebab apabila banyak gangguan, guncangan, goyangan, maka akar itu tak akan bisa tumbuh dengan sempurna untuk menumbuhkan batang, daun serta bunga.Â
Pernah sebuah pot berisi tanaman bunga saya taruh diatas tempat agak tinggi, saya memperhatikan dari jauh daunnya, mengapa tidak tumbuh menghijau daun itu seperti  di pot yang lainnya, nampak agak kekuningan dan seperti layu. Saya turunkan pot itu, ternyata berisi air menggenang di permukaannya. Dikarenakan lubang pot pembuangan airnya buntu. Menyebabkan tidak adanya sirkulasi antara air, udara, sinar matahari, dalam tanah secara seimbang. Begitu pula saat kita lihat banyak daun-daun berlubang, sudah pasti ada ulat-ulat yang sedang memakan dedaunan. Dan masih banyak lagi jenis penyakit yang bisa merusak tumbuh kembang tanaman.
Tanaman itu persis seperti manusia, ruh hatinya butuh dipendam dalam jiwa raga yang penuh ketenangan, agar akal pikiran serta perasaannya bisa tumbuh dengan kuat dan seimbang, Â agar kemudian mampu memberikan manfaat positif bagi kehidupan. Ruh hati yang dipendam dalam cinta dan syukur pada Tuhan, wujud raganya adalah dengan melakukan ketaatan pada Tuhan dengan penuh keikhlasan, menyayangi sesama manusia serta makhluk lain dalam kehidupan atas nama Tuhan. Hanya manusia yang tumbuh dalam cinta dan syukur pada Tuhannyalah yang mampu memaknai kehidupan dengan sempurna meski berbagai ujian tak sedikit datang.
Manusia yang ikhlas, seperti menanam dengan penuh ketenangan, sembari merawat tanamannya secara nyata, dirinya bersandar sepenuhnya pada Tuhan. Tidak ikut mengatur tumbuhnya bagaimana? dimana? dan kapan akan berbunga atau berbuah? Tuhan yang akan mengatur sesuai kehendakNYA. Tugas manusia hanya beribadah sesuai yang dimampukanNYA Â dan berserah kepadaNYA. Menanti sesuai kepastian yang digariskan, siapa menanam akan menuai, bila menanam kebaikan tumbuh kebaikan yang lebih banyak, begitu pula ketika mengabaikan apa yang seharusnya ditanam, maka dia tidak akan menuai. Dan manusia yang tidak ikhlas itu ibarat menanam lalu dicabut lagi, ditanam lagi, dicabut lagi, akan mengalami kesakitan dan penuh kebingungan. Bisakah tumbuh dengan baik tanaman itu, akankah berbunga dan berbuah?, rasanya jauh dari harapan.Â
Mari kita semua berlindung hanya pada Tuhan. Sebagai Sang Sumber Ketenangan. Ikhlas adalah jalan menuju ...
@lilasingosari17
Malang, 22 Juli 2019
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H