Pegalaman adalah guru terbaik, itulah kalimat yang senantiasa terpatri dibenaknya. Anak muda yang memiliki panggilan akrab Kevin ini mengatakan bahwa kesempatan itu ada untuk diambil bukan semata untuk dipikirkan saja, dengan kata lain jangan pernah menyiakan kesempatan yang datang.Â
Sejak kecil Ia sudah seabrek mengalami berbagai pengalaman menarik di kehidupannya. Ia mengatakan kesukaannya pada dunia wirausaha sejak SD. Ketika itu ada penjual mainan di depan sekolahnya, hampir seluruh temannya berbondong untuk membeli mainan tersebut. Namun lain halnya dengan kevin, ia malah berpikir bagaimana caranya mendapat keuntungan dari mainan tersebut. Lalu ia pun mendatangi rumah penjual itu dan meyakinkan bahwa ia bisa menjualnya kembali. Usahanya pun tidak sia-sia ia berhasil mengambil keuntungan dari hal tersebut.
Meskipun demikian prestasi anak pertama dari dua bersaudara ini tidak kalah saing dengan temannya yang lain. Bahkan prestasi Kevin bisa dikatakan menjulang sejak SD hingga sekarang ini. Ketika SMP Kevin sudah mulai menampakkan jati dirinya dengan mengikuti berbagai macam perlombaan, seperti lomba LKTI dan juga Olimpiade.Â
Pada jenjang SMA pun ia juga masih tetap eksis dengan predikat siswa olimpiade  dan disini dia mulai menemukan kesenangannya di bidang fisika. Kevin adalah tipikel orang yang selalu memasang target pada setiap apa yang dia lakukan. Hal itu tampak dari coretan-coretan harapan yang menghiasi dinding kamarnya, salah satunya adalah "Go to IPO (International Physic Olympiad)". Hal tersebutlah yang mengantarkannya untuk terus mendalami bidang yang menurut sebagian orang sulit itu.
Ia pun melanjutkan studinya dengan mengambil prodi perminyakan di salah satu Institusi terkemuka di Indonesia. Mulai dari jalur undangan hingga tes telah ia lalui. Namun ia harus menelan pahit kegagalan untuk menjadi mahasiswa di Intitusi tersebut. Tetapi pendidikan tidak boleh berhenti begitu saja, akhirnya ia tetap melanjutkan kuliah meski bukan di tempat yang sangat diinginkannya dengan Jurusan Teknik Geofisika. Jurusan tersebut sebenarnya bukanlah pilihan dari hatinya dan setelah ia terjun di dalamnya ia mulai sedikit tidak menyukai karena bahasannya yang lebih mengarah ke bidang alam. Â Dan hal itu membuatnya berhenti di tengah-tengah proses peraihan gelar S1 nya. Di tahun berikutnya ia mencoba daftar kembali di Malang dengan dua jalur dan lolos di kedua jalur tersebut dengan jurusan yang sama, fisika. Takdir memang mengatakan memang inilah tempat terbaikmu untuk mengenyam pendidikan.
Pertama kali masuk universitas  ini, Kevin sangat senang. Hal tersebut dikarenakan lengkapnya fasilitas yang disediakan dan siraman rohani pada setiap pembelajarannya. Di awal perkuliahanya ia mengaku tidak belajar dan membuka buku untuk beberapa pelajaran dasar, karena pelajaran tersebut sudah cukup ia pahami ketika duduk di SMA sebagai finalis olimpiade. Hingga saat pengumuman nilai ujian, ia terkaget dengan hasil yang ia peroleh, ia mendapatkan nilai tertinggi ketika banyak temannya yang bingun. Namun, hal tersebut tidak berlangsung lama, ia mengatakan bahwa ketika ia bersantai saat itulah ia sedang lengah akan musuh. Dia juga mengaku meskipun telah memiliki basic yang kuat bukan berarti boleh menyepelekan pelajaran dengan seenaknya, ia pun mengaku terpuruk karena tidak belajar sama sekali meskipun ia memiliki nilai terbaik sewaktu ujian. Kevin sadar bahwa keteledorannya membuatnya dikalahkan oleh temannya yang jauh lebih rajin.
Pada awal tahun ketiga perkuliahannya Kevin mendapatkan kesempatan untuk mengarungi pengalaman-pengalaman berharga. Saat itu ia tengah menjalani KKN dan ia ditunjuk sebagai ketuanya. Namun, ia hanya menjalani masa KKN selama 2 minggu saja. Dua pekan terakhir ia  diberi kesempatan untuk mengikuti pertemuan mahasiswa-mahasiswa se-Asia di Malaysia.Â
Pertemuan tersebut membahas mengenai bidang kewirausahaan, Kevin mengaku selain suka fisika ia juga hobi terhadap bidang kewirausaan dan hobi tersebut juga berhasil ia kembangkan. Ia berkata, "Manusia memang dituntut untuk senantiasa berpikir seperti ulul albab tetapi juga tidak boleh lupa akan dunia.Â
Selama kuliah prestasi akademik juga harus bagus meskipun notabennya bukan seorang akademisi. Dan tidaklah benar mengajarkan ilmu hanya untuk mencari penghasilan saja," oleh sebab itu ia juga mengembangkan salah satu hobinya berwirausaha. Dan satu pekan sebelum keberangkatannya ke Malaysia ia terlebih dulu ke Solo. Di Solo ia terpilih mengikuti pelatihan tentang leadership dari Jepang, ia mengatakan hanya ingin mengejar sertifikat yang hendak digunakannya ke luar negeri.
Pada tahun berikutnya ia terpilih mewakili Indonesia untuk mengkuti pelatihan di India, kali ini pada bidang akademiknya yaitu mengenai bidang astrofisika. Ia mengaku yang ini memang sedikit ribet dari sebelumnya terutama pada bahasanya. Ia pernah mendengar dari salah satu pejabat Indonesia yang mengatakan, "Apabila mahasiswa Indonesia ingin pergi ke luar negeri, maka carilah Negara yang tidak menggunakan Bahasa melayu", karena hal tersebut akan membuat kita terpancing dengan menggunakan bahasa ibu sehingga bahasa komunikasi kita tidak berkembang. Adapun agenda penting yang ia lakukan yaitu seperti mengikuti studi kampus, konferensi, workshop, simulasi dan presentasi dari professor-profesor.
Ia mengaku suka mengikuti berbagai macam pelatihan singkat mengenai bidang fisika maupun kewirausahaan. Alasannya memilih pelatihan singkat yang berkisar satu pekan karena ia tidak ingin mengganggu kuliahnya. Sudah banyak pelatihan yang ia ikuti mulai dari Solo, Jakarta, hingga ke manca Negara seperti India, Malaysia, dan rencananya ia juga akan berangkat ke Polandia. kevin tidak pernah bosan dan malas mencoba segala hal yang ia sukai. Selain tidak pernahnya membiarkan kesempatan melayang dari tangannya, ia juga senantiasa memasang target disetiap kesempatan itu. Alhasil setiap kesenangannya berbuah manis dengan prestasi-prestasi yang gemilang.