Mohon tunggu...
Lik Cas
Lik Cas Mohon Tunggu... -

dari lahir sampe sekarang tidak pernah pindah kemana-mana. Dikampung yang itu-itu saja. Pendidikan terakhir setingkat smu. Lulus. Pekerjaan karyawan swasta. Menyukai seni (sastra) dan budaya.

Selanjutnya

Tutup

Foodie

Emping Mlinjo

10 Maret 2011   09:59 Diperbarui: 26 Juni 2015   07:54 185
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Parenting. Sumber ilustrasi: Freepik

Emping Mlinjo adalah salah satu makanan ringan atau cemilan dan biasanya dijadikan teman makan nasi seperti halnya kerupuk. Teksturnya yang renyah menjadikan makanan ini sangat digandrungi oleh masyarakat.
Mengapa dinamai emping mlinjo (atau ada yang menyebut blinjo)?.. Ini dikarenakan bahan dasar dari makanan ini adalah biji mlinjo (gnetum gnemon) yang dipipihkan setelah melalui proses pemanasan dengan cara disangrai. Setelah dilepaskan dari kulit cangkangnya dalam keadaan panas biji mlinjo ini dipipihkan dengan palu besar (godam) diatas batu yang halus dan rata. Dan diatas batu tersebut dialasi plastik. Kemudian dijemur.
Begitulah proses pembuatan emping mlinjo didaerah kami, kab. Batang, sebelah timur kota Pekalongan, Jateng. Jadi tak ada campuran apapun atau bahan lain dalam pembuatan emping tersebut. Murni mlinjo.
Proses pembuatan emping didaerah kami mayoritas dilakukan oleh para wanita khususnya ibu rumah tangga dan dibuat dirumah mereka sendiri sebagai penambah penghasilan keluarga. Dan wilayah tempat pembuatan emping ini adalah pedesaan di kab. Batang bagian timur dimana didaerah ini saya juga tinggal. Dan pusatnya adalah kec. Limpung. Produknya sebagian besar dijual keluar daerah, utamanya Pulau Bali.
Dulu, sekitar tahun 80-90an, pekerjaan membuat emping ini menjadi salah satu penggerak roda ekonomi yang kuat pengaruhnya didaerah kami. Tapi sekarang sudah tidak sekuat dulu lagi. Ini dikarenakan sekarang banyak orang yang enggan mengkonsumsi makanan ini. Maklum saja karena mengkonsumsi makanan ini konon katanya memicu terjadinya asam urat pada tubuh konsumen. Hal ini bisa jadi benar karena zat (?) purin yang terkandung dalam biji mlinjo, bahan dari makanan ini.
Yang jadi pertanyaan, bisakah zat (?) purin yang terkandung dalam biji mlinjo ini dihilangkan agar masyarakat tak takut lagi mengkosumsi makanan ini?
Salam.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Foodie Selengkapnya
Lihat Foodie Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun