Malam yang dingin
Mentari di ufuk barat perlahan pamit dari cakrawala
Menitipkan lagit yang begitu indah
Dengan menampakan warna jingga yang cantik
Dan kini langit itu perlahan berubah warna menjadi gelap dan tak kalah canti ketika ribuan bintang menghiasinya dengan indah
Di sidut kota ini aku duduk terdiam membeku
Saat dinginnya angin malam memeluk manja nan mesra tubuhku yang cungkring
Secangkir kopi hitam pekat menghangatkan ragaku yang kaku membeku di tengah dinginnya hembusan angin malam penuh romantis
Dingin kian mencekam, Angin makin genit mencubit kulit tubuhku, kretek yang sedari tadi menemaniku, kuhisap dalam-dalam lalu kuhembuskan penuh marah
Sembari bergugam " aku rindu kita yang dulu; berjalan menyusuri kota, bercerita tentang kita  lalu duduk di tempat ini dan kau sandarkan kepalamu di pundaku"
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H