Setelah melakukan kunjungan di rumah terakhir kami kembali ke rumah penginapan. Kami kembali merapikan berkas yang ada.Â
Ditengah tengah kami merapikan berkas seorang ibu membawakan kopi dan sepiring kue kukus. Kami menyantapnya dengan nikmat.Â
Waktu menunjukan pukul 15.45 mentari perlahan turun pamit dari cakrawala kami pun demikian pamit mengundurkan diri untuk pulang.Â
Perjalanan belum sampai satu jam hari yang tadinya cerah di tutup oleh awan hitam yang jahat di susul dengan gerimis manja.Â
Baru saja kami keluar dari dengan memasuki hutan langit yang tadinya gerimis kini menjadi hujan yang deras beserta angin yang kencang.Â
Perjalanan semakin jauh, hutan makin lebat perjalanan masih panjang, gelap malam mulai menyapa kami dan hujan yang deras masih saja menemani perjalanan kami.Â
Kami yang sudah terlanjur basah kuyup masih tetap jalan menerobos hujan dan angin. Kabut yang menghalangi mata dan jalan yang penuh lubang membuat laju kendaraan kami sedikit lambat.Â
Gelap malam sudah mulai menyapa dan perjalanan kami belum setengah perjalanan. Ditengah derasnya hujan dan angin motor yang kami bawah mengalami sedikit masalah pada pengapiannya.Â
Cara yang terbaik: kami harus dorong motor dengan jarak yang lumayan cukup jauh dan menghabiskan waktu kurang lebih 30-an menit.Â
Saat kami tiba di salah satu warung bakso untuk sejenak menepi memperbaiki motor saya mengambil hp dari kantong celana saya dan saya melihat pada layar hp waktu sudah menunjukan pukul 19.20.
Ditengah keseriusan kami memperbaiki motor yang entah permasalahannya apa tiba tiba seorang laki laki berbadan besar memukul pundak saya dari belakang
"Oe bro kamu sedang apa disini" Ucapnya penuh semangat
"Kami lagi sedang perbaik motor yang tadi tiba tiba mati saat kami pulang dari desa sebelah bro" Balas saya
"Oiya bro boleh saya lihat"
Tidak lama setelah dia buka sayap depan motor "ini sih bukan masalah serius bro, ini hanya businya yang bermasalah mungkin karena kena air hujan tadi bro" Katanya sembari membersihkan busi yang ada di tangannya
Setelah dipasang kembali dan menyalahkan kontak motor dia lalu menginjak pedal star puji tuhan motornya kembali menyala.Â
Baru saja kami mau pamit tuk melanjutkan perjalanan dia langsung mengajak kami singgah di rumahnya yang katanya tidak jauh dari tempat bakso itu.Â
Kami mengiyakan ajakkannya, dia lalu mengambil tas yang dari tadi saya gendong untuk dia bawah sampai di rumah.Â
Dan benar saja belum sampai belasan menit kami jalan dari warung bakso itu, kami sudah tiba di rumahnya. Saat kami masuk rumah, susana rumah begitu sepi.Â
"Oiya bro kita belum kenalan dari tadi" Kata kakak saya sembari menyodorkan tangannya untuk berjabat tangan
"Heheh iya kak maaf lupa saking seriusnya kita kerja motor dan bercerita, Melki" Balas Melki sembari pegangan tangan.Â
Iya, Melki adalah salah satu teman lama saya waktu SMA, sekarang beliau menjadi pengusaha pertanian organik di kampungnya.Â
Sejak tamat SMA kami hanya tiga kali bertemu dan selama ini kami hanya kontak lewat sosial media (FB dan WA).Â
Sebelum kami bercerita lebih lanjut saya meminta izin untuk mandi dan mengganti pakaian yang sudah basah kuyup begitupun dengan kakak saya.Â
Setelah semuanya selesai kami lanjut bercerita duduk di ruang tengah sembari menikmati sebotol arak tradisional.Â
***
Karena badan yang sudah capek, malam kami tidak banyak bercerita. Setelah makan malam kami langsung pamit ke kamar untuk merebahkan badan.Â
Fajar pagi menyapa kami lewat fentilasi rumah dan di luar rumah tepat di luar jendela kamar yang kami tidur semalam orang orang ramai ada yang jalan kaki dan ada yang menggunakan motor.Â
Sontak saja saya bangun dan meraih hp yang di samping kanan saya. Saya lihat waktu sudah menunjukkan pukul 10.45.Â
"Ya tuhan semalam saya tidur atau mati suri" Bergugam.Â
Saya berdiri bangun dari tempat tidur dan membangunkan kakak saya yang sedang terlelap dalam mimpi.Â
Kami keluar rumah, saya melihat melki sedang memberikan arahan kepada karyawannya. Tidak Lama setelah itu dia langsung masuk dan memberi kami sarapan yang sudah ia siapkan.Â
Setelah sarapan pagi kami sedikit bercerita tentang usaha yang dijalani Melki. Saking asyiknya kami dalam bercerita dan sharing pengalaman kami tidak sadar kalau sekarang sudah tengah hari.Â
Kami pun pamit pergi dari rumah Melki dan melanjutkan perjalanan kami ke rumah.Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H