Mohon tunggu...
Lika Aulia Indina
Lika Aulia Indina Mohon Tunggu... -

Forest..Forest..Forest

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

Teori Cinta yang Keliru

20 Desember 2013   15:41 Diperbarui: 24 Juni 2015   03:42 268
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Cinta begitu melekat dalam kehidupan sehari-hari, muda, tua, remaja, dewasa pasti pernah jatuh cinta. Banyak yang mengulas tentang cinta, dalam novel, cerpen, film, sinetron, seolah tidak ada hentinya orang menceritakan tentang cinta.

Banyak kata yang diumbar saat sepasang kekasih yang sedang saling mencintai, atau lebih sering orang bilang kata-kata gombal. Dan sepertinya kata-kata tersebut menjadi teori yang sering di salah kaprahkan dan menjadi suatu hal yang keliru. Berikut daftar teori cinta yang keliru :

1)Cinta itu Buta

Para pecinta menganggap bahwa cinta itu buta, jadi ketika ditanya apakah kamu bahagia bersamanya ada beberapa pecinta yg menjawab “Aku sebenarnya menderita bersama dia, tetapi aku mencintai, sungguh sepertinya aku sedang terkena cinta buta”. Nah seolah-olah cinta buta itu benar kan? Padahal yang namanya orang sedang menjalin sebuah hubungan ya harus bahagia. Bahagia itu mutlak, jadi jelas teori cinta buta itu tidak bisa diterima. Kalau orang buta aja jalan meraba-raba bahkan bisa juga menabrak, apalagi orang yang sedang menjalin cinta dan dalam keadaan buta, sudah pasti juga cintanya akan menabrak-nabrak juga wong mata hatinya sudah buta.

2)Kita sedang Mabuk Cinta

Banyak pasangan yang bilang kita sedang di mabuk cinta, nah kata-kata mabuk kan artinya tidak sadar, hilang kesadaran, hilang akal. Lalu apa jadinya kalau sepasang pecinta dilanda mabuk cinta, berarti mencintainya dengan tidak sadar. Jangan-jangan kalau sudah tidak mabuk hilang rasa cintanya..hehe bisa jadi kan?

Jadi alangkah baiknya saling mencintai itu dalam keadaan sadar alias tidak mabuk. Biar ga sempoyongan gitu cintanya, kayak orang mabuk sempoyongan kan jalannya, masa tar mau juga cintanya sempoyongan..hehe

3)Asalkan Kamu Bahagia maka Aku pun Bahagia

Pasti kata-kata ini sering diucapkan oleh siapapun, padahal faktanya saling mencintai itu berarti saling membahagiakan, dan kata saling itu berarti satu sama lain harus bahagia. Jadi akan dirasa sangat keliru kalau antara pasangan yang satu bahagia sedangkan yang satunya tidak bahagia. Pasti yang bilang begitu lagi mabuk alias tidak sadar, karena berani menyengsarakan dirinya sendiri. Dan teori ini sering dikatakan oleh wanita, yang katanya kalau para mahluk kromosom X itu kalau menicintai itu pakai perasaan 99 % dan logika 1 %, sedangkan lelaki sebaliknya. Jadi sepanjang menyimak tingkah laku orang yang saling mencintai yang banyak frustasi kalau putus cinta itu adalah wanita, kenapa begini ya liat aja orang logika, pikirannya, akalnya yang dipakai cuman 1 %.Entah sih teori ini siapa yang menciptkan, yang pasti jelas kondisi tersebut sangat tidak sehat bagi otak dan hati. Tetapi ya kasus seperti ini juga terjadi pada lelaki, tetapi mungkin lebih banyak wanita (mungkin ya, belum ada data yang pasti mengenai ini, perlu sensus dulu kali yaa, hehe) Jadi intinya menicntai itu harus saling, tidak bisa salah satunya saja, intinya harus harus terjadi sebuah simbiosis mutualisme lah, kalau sudah komensalisme apalagi parasitisme sebaiknya logikanya, pikirannya, akalnya lebih banyak digunakan deh bagus ga sih kondisi kayak gitu.

4)Cinta itu tidak Perlu Alasan

Tanya deh orang yang lagi jatuh cinta, atau sudah saling mencintai, “kenapa mencintai dia?” pasti jawabannya “ga tau pokoknya aku cinta sama dia”. Lah ini sudah salah, bagiamana bisa segala sesuatu itu tidak ada sebab akibatnya. Pasti yang bilang begini yakin lagi mabuk, lagi buta sehingga tidak bisa merasa dan melihat sesuatu yang ada pada pasangannya dan sesuatu itu dijadikan alasan kenapa dia mencintai pasangannya.

5)Cinta itu Tak Harus Saling Memiliki

Apalagi teori yang ini sudah salah kaprah sekali, mana bisa saling mencintai itu tak harus saling memiliki? Kata saling itu sudah menunjukan kata jamak, jadi tidak mungkin kan mencintai itu objeknya hanya 1 orang. Apapun bentuk cintanya rasanya saling memililki ini menjadi penting deh.

Mungkin itu dulu teori-teorinya nanti disambung lagi, kayaknya masih banyak deh kalau dicermati secara seksama dan khidmat..hehe

Itu cuman opini saja, tidak harus percaya juga, nanti musyrik kalau percaya sama saya..:)

Tidak usah sepakat juga kan ga lagi bermusyawarah, tetapi berpendapat boleh lah ya, kan ada pasalnya toh..hehe

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun