Mohon tunggu...
haliya789
haliya789 Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Mengetahui Pluralisme pada Abad 17

30 Mei 2016   21:53 Diperbarui: 30 Mei 2016   21:59 15
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Makassar Abad ke 17 pluralisme yang merupakan keanekaragaman budaya yang terdapat pada masyarakat dan menjadi pandangan kemudian menjadikan sebuah kesatuan masyarakat pada masa itu. Pada Satu masa perubahan besar-besaran di Sulawesi Selatan tumbuhnya kota dan kerajaan Makassar sebelum 1660, memberi cahaya terang tentang sifat-sifat pertumbuhan tradisi budaya ini, yang memungkinkan orang-orang Makassar menanggap secara positif akan tuntutan perubahan.

Pada tahun 1672, pimpinan Maskapai Dagang Inggris menuntut agar diambil tindakan lebih keras terhadap orang portugis, namun dipaparkan kuasa dagang Inggris setempat, kebijakan pintu terbuka ini bisa dipandang tak lebih sekedar sikap prgmatis terhadap kebutuhan pardagangan Makassar.namu, kebijakan ini disertai dengan kesediaan yang unik untuk mengadopsi ide-ide segar yang dianggap bermanfaat. 

Cara penulisan kronik Goa dan Talloq tak pelak lagi lagi menyiarkan bahwa penulisannya tidak meragukan konsep kemajuan. Makassar berlih dari satu keberhasilan menuju keberhasilan lain.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun