Maraknya Tuduhan pada pesantren sebagai lembaga yang mengajarkan paham radikal dan tidak pro NKRI begitu masif ditelinga kita.  Salah satu diantara beberapa pesantren  di Maluku adalah pesantren al-Anshor juga mendapat tudingan itu.  Radikal,  Tidak pro NKRI,  dan pemecah belah persatuan.  Banyak sekali ungkapan tudingan yang dilabelkan pada pesantren.Â
Namun, tudingan itu  tidak menyulutkan semangat para Asatidz/Asatidzah dan guru-guru yang mengajar di Pesantren al-Anshor memprotes tudingan radikalisme dan tak Pro NKRI itu. Â
Sebagai bukti bahwa pesantren  al-Anshor adalah bagian dari NKRI, maka MA Tahfidhul Qur'an al-Anshor, khususnya Al-Anshor Liang mengadakan upacara bendera pada tanggal 17 Agustus 2020 lalu. Â
Meskpiun dalam pelaksanaan upacara yang dilakukan cukup sederhana. Tapi pelaksanaan  upacara berjalan dengan lancar dan sesuai prosedur susunan acaranya pada umumnya. Sebagai warga tentu harus menjunjung tinggi perjuangan para pahlawan.Â
Anin Lihi, M. Ag. Â Kepsek MA Al-Anshor Liang, sebagai pembina upacara. Â Menyampaikan amanatnya. Bahwa kemerdekaan Indonesia dihasilkan dari perjuangan dan pengorbanan. Diraih dengan lumuran darah saat melawan penjajah. Tentu dengan adanya upacara itu kita dapat mengenang kembali perjuangan para pahlawan. Walaupun perjuangan saat ini tidak lagi dengan tertumpahnya darah. Paling tidak para siswa bisa memahami bahwa perjuangan itu membutuhkan pengorbanan.
Kalau sekarang bukan jiwa lagi yang menjadi taruhan perjuangan, paling tidak para Santri al-Anshor harus berjuang melawan kemalasannya. Agar semangat belajar dan menghafal semakin meningkat. Maka dengan upacara kemerdekaan para santri bisa merasakan bagaimana seaungguhnya perjuangan membela harkat dan martabat diri, lembaga dan negara.
Lebih Lanjut Anin Lihi menyampaikan bahwa untuk meningkatkan jiwa nasionalisme dan patriotisme perlu kiranya seluruh pesantren mengadakan upacara 17 Agustus. Sehingga para santri bisa menjiwai perjuangan para pahlawan. Selain itu, agar para santri menghormati perjuangan para pahlawan dan meneruskan perjuangan mereka. Meneruskan perjuangan para pahlawan bukan berarti harus berperang seperti dahulu. Tetapi, berjuang meningkatkan kualitas diri dan berusaha memajukan bangsa dan negara.Â
Pelaksanaan Upacara 17 Agustus juga untuk memotivasi para guru dan siswa agar lebih meningkatkan semangat belajar, sebagaimana semangatnya para pahlawan dalam memperjuangkan kemerdekaan Negara Republik Indonesia.Â
Merdeka....
Sebagai pesantren yang mempelajari nilai-nilai Agama Islam, harus menyadari dan mengajarkan kepada santri bahwa Indonesia merdeka tidak luput dari peran para ulama memperjuangkan kemerdekaannya. Yakni, singkatnya merdeka atas perjuangan umat Islam. Maka, keliru jika ada pesantren menolak pelaksanaan upacara kemerdekaan Negara Republik Indonesia pada 17 Agustus itu.
Sebagai pesantren yang Pro NKRI. Pesantren al-Anshor Liang memeriahkan penyambutan upacara bendera 17 Agustus dengan lomba sepak bola. Â Perlombaan itu diketuai oleh Ustadz Syahrizal Vahlefy dan disetujui langsung oleh Mudir Pesantren Al-Anshor Ustadz Saifullah Askab, S. pd.Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H