Cinta menyimpan sugesti yang menarik setiap manusia untuk merasakannya, tapi terkadang manusia salah memahami dan mengaplikasikannya. Padahal cinta adalah kata yang tumbuh dari sang murni (Tuhan) itulah sebabnya cinta hakekatnya murni dan mengandung keimanan. nabi bersabda: "tidak beriman jika kamu tidak cinta sesamamu". Lantas manusia merusakkan cinta lalu menodainya karena mengikuti syahwat lawwamahnya. Namun, jika syahwat lawwamah itu dapat di kontrol dengan baik, maka kerusakan cinta tidak akan pernah ditemukan.
Sedikit kisah yang bisa diambil pelajaran.
Ada seorang pemuda tampan nan rupawan yang berasal dari negeri kuffah, dia terkenal sangat taat beribadah. Suatu ketika, dia mampir disuatu dusun yang bernama nakh'iy. tanpa sengaja, dia melihat seorang gadis yang sangat cantik jelita, yang membuat dia kehilangan akal hingga terpesona padanya. Ibarat roda berputar,sang gadis juga merasakan perasaan yang sama.
Sang pemuda kemudian mengirim utusan untuk melamar sang gadis, tetapi sayang sekali orang tuanya telah menjodohkannya dengan seorang anak pamannya. Ketika cinta telah bersemi di dalam lubuk dua hati, maka gejolak kasmaran melanda keduanya.
Sang gadis mengirimkan sepucuk surat kepada sang pemuda melalui seorang utusan. Dalam surat itu, sang gadis berkata; "kau telah mengetahu isi hatiku betapa aku mencintaimu, demikian pula rasa yang kau alami. Jika kau menerima usulanku, aku tidak berat hati untuk datang mengunjungimu atau akan kucarikan cara agar engkau bisa masuk ke rumahku". Sang pemuda itu menjawab; tidak....tidak satupun permintaan itu disetujui hatiku, jadi maafkan aku. Aku khawatir kemaksiatan menggerogotiku, hingga menentang Tuhanku pada suatu hari yang begitu dahsyat azabnya".
"aku benar-benar takut akan azab hari yang besar, jika aku mendurhakai Tuhanku". Q.S. al-An'am/6: 15. Juz. 7. h. 129. Aku takut api yang bergejolak yang tidak pernah padam membakarku.
"Sang utusan kemudian menyampaikan apa yang telah didengarnya dari pemuda itu kepada sang gadis. Sang gadis berkata; begitu besarnyakah rasa takutnya kepada Tuhan?, wallahi, sesungguhnya seperti itulah mestinya perasaan hamba kepada Tuhannya". Di saat itulah sang gadis menemukan perubahan yang begitu dahsyat, setelah mendengarkan titah Tuhan yang disampaikan oleh sang pemuda itu.
Sang gadis beribadah serta zuhud meninggalkan indahnya dunia. Dia sibuk sekuat tenaga mendekatkan diri kepada Tuhan, meskipun ingatannya kepada sang pemuda juga tidak pernah pupus. Â Bahkan dia telah telah kurus hingga kematian datang menjemputnya lantaran gejolak cinta yang membakarnya dan semangat ibadah yang dieglorakannya. Sang pemuda sering datang menziarahi kuburnya, mendoakannya sambil menangis.
Suatu ketika, sang pemuda bermimpi setelah tertidur disamping kuburnya, dia melihat keadaan gadis itu sangat mempesona. Sang pemuda bertanya, "bagaimana keadaanmu setelah pergi meninggalkanku?".
Kata sang gadis, "sungguh! Keadaanku benar-benar sangat baik, begitu indah cinta yang kau berikan, cinta yang membawaku pada ketaatan dan kebaikan".
Dimanakah engkau sekarang, Sang pemuda bertanya?. Kata sang gadis, dalam surga yang penuh dengan kenikmatan dan tanpa kesudahan".