Mohon tunggu...
Ligar Permas Adzikhra
Ligar Permas Adzikhra Mohon Tunggu... Lainnya - ✨

🤍

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Kritik Film Pendek "Nilep"

7 Maret 2021   12:37 Diperbarui: 7 Maret 2021   13:15 2098
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
screenshoot pribadi


Nilep (2015) merupakan film pendek karya  Ravacana films ditayang kan di channel youtube mereka dengan durasi 9 menit, yang mengisahkan tentang kepolosan anak-anak pedesaan. Kata Nilep sendiri diambil dari bahasa jawa yang bila diartikan adalah mencuri atau mengutil. Film ini diawali dengan adegan 4 anak kecil yang sedang berada  pos ronda, 2 anak menunggu penjual mainan lewat, mereka akhirnya membeli lotre mainan sedangkan 2 anak lainnya mengambil kesempatan untuk mencuri mainan gigi-gigian. Setelah penjual pergi, mereka berdebat karena pencurian tersebut. Anak yang mencuri ketakutan dan tidak mau mengembalikan barang curiannya.

Diawal adegan diperlihatkan ada seorang tukang paket yang lewat, bila dilihat dari inti cerita tukang paket merupakan pemeran tidak penting. Tapi ternyata di akhir cerita, tukang paketlah yang membantu si anak yang mencuri untuk mengembalikan mainan yang dicuri kepada penjualnya. anak tersebut akhirnya tetap mengembalikan barang curiannya, tetapi karena takut ia meminta bantuan kepada tukang paket. hal kecil namun bermakna, karena mengajarkan kita untuk berusaha mempertanggung jawabkan apapun  kesalahan yang kita buat. Film ini memang menampilkan adegan yang kurang baik bila dicontoh oleh anak-anak yang menonton. Tqpi bila kita tonton sampai akhir, banyak pesan moral yang bisa kita ambil dari film ini.

Dikutip dari salah satu adegan yang membacakan arti dari surat al- maidah ayat 38:
"Laki-laki yang mencuri dan perempuan yang mencuri, potonglah tangan keduanya (sebagai) pembalasan bagi apa yang mereka kerjakan dan sebagai siksaan dari Allah. Dan Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana."

Film ini juga mengajarkan kita bahwa sekecil- kecilnya sesuatu yang kita ambil yang bukan hak kita,Semua akan terasa tak nyaman dan membuat kita gelisah juga merasa bersalah. Maka dari itu, jangan takut untuk mengakui kesalahan yang kita buat, sekecil-kecilnya kesalahan yang kita buat bila dibandingkan dengan kesalahan yang besarpun, itu tetap salah dimata tuhan. Anak kecil yang polos dan iseng pun tau bahwa mencuri itu merupakan hal yang merugikan kedua belah pihak. baiksi pencuri yang akan gelisah ataupun yang dicuri yang akan merasakan kehilangan dan kerugian.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun