Mahasiswa KKN RDR 77 UIN Walisongo Semarang ikut berlatih dalam pengembangan budidaya jamur tiram sebagai pemberdayaan masyarakat di bidang ekonomi. Hal ini merupakan salah satu tujuan dalam pengembangan suatu potensi desa, sehingga dapat mendorong masyarakat desa yang mandiri melalui Pemberdayaan Masyarakat, Senin (15/11).
Pengembangan budidaya jamur tiram ini diperkenalkan oleh Kelompok Jejamuran Ati Becik (JAB) kepada masyarakat yang berupaya menciptakan perekonomian baru di masa pandemi.
Adapun budidaya jamur tiram ini dirintis oleh masyarakat di masing-masing rumah anggotanya. Budidaya ini sudah dilakukan selama satu tahun dan berlokasi di Kampung Bitaran RT 02 RW 03, Kelurahan Banjardowo, Kecamatan Genuk, Kota Semarang.
Belum lama ini, budidaya jamur tiram ini didatangi oleh Wakil Walikota Semarang yaitu Ibu Hevearita Gunaryanti Rahayu pada 27 Oktober 2021.
"Budidaya jamur tiram di wilayah ini lebih bagus, karena kadar air di wilayah ini tidak terlalu banyak. Sehingga bisa membuat jamur dapat bertahan lama dan tekstur jamurnya tidak lembek", ujar Pak Sanny, salah satu anggota kelompok JAB.
"Jamur tiram ini banyak diolah sebagai bahan makanan, salah satunya dibuat Puding Jamur. Tapi ada juga yang dijadikan jamur crispy, sate jamur, dan wedang ronde yang biasanya isi kacang ini menjadi isi jamur. Untuk anggota yang aktif dalam budidaya jamur  ini sekitar 20 orang", imbuhnya.
Puding jamur ini merupakan salah satu olahan dari jamur yang saat ini masih jarang diolah sebagai makanan cemilan dan juga jarang dijual di pasaran.
Selain untuk pengembangan dan budidaya, nantinya wilayah ini akan dibuat kampung tematik dan kampung wisata. Sehingga diharapkan mampu meningkatkan perekonomian masyarakat melalui budidaya jamur.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H