Islam mengajarkan pada umatnya untuk menghormati, menghargai dan menjunjung martabat wanita, bahkan mensejajarkan kedudukannya dengan laki-laki. Tidak ada batasan gender dalam Islam ketika berbuat baik, baik laki-laki maupun perempuan akan mendapatkan pahala yang sama.
Sebelum Islam datang masyarakat Jahiliyah beranggapan bahwa wanita adalah musibah bagi mereka, sehingga ketika ada bayi perempuan lahir mereka langsung menguburnya hidup-hidup. Lalu Islam membawa pandangan bahwa wanita adalah karunia. Dengan adanya wanita maka kaum laki-laki dapat merasakan ketenangan. Yang dapat menimbulkan perasaan positif seperti rasa cinta kasih sayang dan semangat hidup.Â
Laki-laki dan perempuan adalah satu kesatuan dalam kehidupan rumah tangga. Keduanya saling membantu dalam mewujudkan generasi emas pada masa mendatang. Wanita dijamin kehormatan, wibawa dan martabatnya dalam Islam, bagaikan mutiara yang harus dijaga keelokannya.Â
Kaum wanita berperan penting dalam mendidik umat generasi mendatang. Pendidikan pertama dalam pendidikan jiwa sebelum yang lainnya adalah Ibu. Dalam pembentukan karakter yang kelak akan merubah dunia menjadi lebih baik.
Hal ini sesuai dengan firman Allah dalam Q.S An-Nisa' ayat ke-19,Â
"Hai orang-orang yang beriman, tidak halal bagi kamu mempusakai wanita dengan jalan paksa dan janganlah kamu menyusahkan mereka karena hendak mengambil kembali sebagian dari apa yang telah kamu berikan kepadanya, terkecuali bila mereka melakukan pekerjaan keji yang nyata. Dan bergaullah dengan mereka secara patut. Kemudian bila kamu tidak menyukai mereka, (maka bersabarlah) karena mungkin kamu tidak menyukai sesuatu, padahal Allah menjadikan padanya kebaikan yang banyak."(QS. An Nisa [4]: 19)
bahkan sebelum Rasulullah meninggal beliau memberikan wasiat sebagai berikut,
"Aku wasiatkan kepada kalian untuk berbuat baik kepada para wanita." (HR Muslim: 3729)
"Sebaik-baik kalian adalah yang paling baik terhadap istrinya, dan aku adalah yang paling baik terhadap istriku." (HR Tirmidzi, dinyatakan shahih oleh Al Albani dalam "ash-shahihah": 285)
Wallahu a'alam bish-shawab wa shallallhu 'al nabiyyin Muhammad.
Dikutip: