Motion Pictures atau yang akrab dikenal dengan sebutan film merupakan sebuah hasil dari pengembangan dalam prinsip-prinsip fotografi serta proyektor. Namun tau kah anda seperti apa perkembangan teknologi film?
Melalui serial film Habibie & Ainun yang terbagi dalam Habibie & Ainun (2012), Rudy Habibie (2016), dan Habibie & Ainun 3 (2019). Kita dapat melihat perkembangan dunia perfilman di Indonesia.
Sebelum itu, mari kita berkenalan dengan sejarah perfilman
Film ditemukan berdasarkan pada suatu ketidaksengajaan yang terjadi pada saat pengembangan prinsip-prinsip dari fotografi dan proyektor. Pada tahun 1903, film pertama kali dikenalkan kepada public Amerika Serikat melalui film singkat berjudu; Life of an American Fireman dan The Great Train Robbery dengan durasi 11 menit, yang merupakan hasil karya Edwin S. Porter.
Selanjutnya pada tahun 1906 hingga tahun 1916 menjadi periode emas atau The Age of Griffith dalam perkembangan perfilman di Amerika Serikat, sebab dalam decade tersebut banyak lahir film-film dan bintang film yang kini kita kenal sebagai Hollywood. Dalam periode ini juga David Wark menciptakan beberapa film diantaranya The Adventures of Dolly (1908), Intolerance (1916), dan The Birth of A Nation (1915) yang merupakan puncak hasil karya David Wark. (Elvinaro, 2007)
Dalam periode Tha Age of Griffith lahirlah Mack Sennett Bersama Keystone Company bersama hasil karyanya yang merupakan film komedi bisu yang dibintangi oleh Charlie Chaplin. Dalam beberapa waktu selanjutnya, lahirlah film berbicara walaupun belum sempurna, namun melalui hasil kerja keras dalam dunia perfilman akhirnya dunia semakin berkembang dengan munculnya film beerwarna.
Pada tahun 1927, Broadway Amerika Serikat menampilkan film berbicara. Selanjutnya pada tahun 1935, untuk pertama kalinya ditayangkan film bicara yang dinilai telah mencapai kesempurnaan.
Lalu, bagaimanakah sejarah film di Indonesia?