Mohon tunggu...
Lieta Febryani
Lieta Febryani Mohon Tunggu... -

live at malang, and now study at faculty of psychology merdeka university

Selanjutnya

Tutup

Money Artikel Utama

Sikap Kerja Dalam Organisasi (Perusahaan)

21 Maret 2015   13:14 Diperbarui: 17 Juni 2015   09:19 1628
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bisnis. Sumber ilustrasi: PEXELS/Nappy

Untuk membangun sebuah organisasi menjadi organisasi yang maju dan besar maka diperlukan sikap-sikap yang positif dari anggotanya. Sikap yang positif akan menambah kualitas kerja anggota sehingga akan menghasilkan kinerja yang baik.

Telah banyak penelitian yang dilakukan terhadap sikap untuk mengetahui efek dan perannya. Banyak juga teori-teori yang muncul tentang sikap antara lain: teori keseimbangan (balance theory); teori kesesuaian (congruity principle); teori disonansi kognitif (cognitive dissonance); teori afektif-kognitif dll (Mann,1969;Secord & Backman,1964). Sebenarnya apa itu sikap? Dan apa yang dimaksud sikap kerja dalam organisasi? Sikap adalah hasil evaluasi individu terhadap stimulus untuk memunculkan sikap positif/negatif. Setiap sikap pasti mempunyai objek (stimulus). Stimulus disini dapat berupa manusia, benda, ide maupun pikiran. Sikap adalah komponen kognitif dan memiliki pengertian yang hampir sama dengan prasangka, namun prasangka cenderung lebih bersifat negatif. Sikap juga tidak dapat muncul dengan sendirinya, ada beberapa faktor yang memengaruhi pembentukan sikap, yaitu pengalaman pribadi, kebudayaan, orang lain yang dianggap penting, media massa, institusi/lembaga pendidikan dan agama, dan yang terakhir adalah faktor emosional.

Sementara itu yang dimaksud sikap kerja adalah sikap yang diambil terhadap organisasi, pekerjaan dan rekan kerjanya. Sikap kerja yang diambil oleh anggota sebuah organisasi akan mempengaruhi objek kinerjanya (organisasi, pekerjaan dan rekan kerja). Sikap kerja terhadap organisasinya akan memunculkan komitmen organisasi dimana apabila seorang anggota mempunyai sikap kerja yang positif maka akan menimbulkan komitmen kerja yang tinggi. Komitmen adalah keinginan seseorang untuk bertahan dalam satu organisasi. Komitmen dalam bekerja dibagi menjadi tiga yaitu affective comitmen, continuence comitmen, dan normative comitmen. Affective comitmen adalah komitmen yang dibuat oleh seorang anggota untuk bertahan bekerja di dalam sebuah organisasi dikarenakan ia memang suka dengan tempat dia bekerja yaitu organisasi tersebut. Continuence comitmen adalah komitmen yang dibuat untuk bertahan bekerja dalam sebuah organisasi karena menganggap bila keluar dari organisasi tersebut maka akan banyak biaya yang dikeluarkan. Lalu yang terakhir adalah normative comitmen, yaitu komitmen yang dibuat oleh seorang anggota untuk bertahan bekerja dalam sebuah organisasi dikarenakan merasa memiliki tanggung jawab sosial. Sikap kerja yang positif akan menimbulkan kepuasan kerja yang tinggi. Kepuasan kerja tersebut meliputi gaji, keamanan kerja, kondisi kerja, komunikasi, supervisi dsb. Kesatuan dan kebersamaan antar anggota juga akan terbentuk bila seorang anggota mempunyai sikap kerja yang postif terhadap sesama rekan kerjanya.

Sebuah organisasi haruslah mempunyai anggota-anggota yang mempunyai sikap positif. Organisasi dapat merubah sikap anggotanya baik terhadap organisasi, pekerjaann, maupun rekan kerjanya dengan cara komunikasi persuasif. Dengan cara ini pimpinan dan anggotanya dapat mempererat hubungan kerja dan secara tidak langsung meningkatkan kinerja anggota sehingga tujuan organisasi dapat dicapai.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun