Mohon tunggu...
Herlina Suhardi
Herlina Suhardi Mohon Tunggu... Guru - Terus belajar

Mahasiswa dan Ibu Rumah Tangga

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Mengasihi Sesama (Sederhana Namun...)

30 April 2019   14:30 Diperbarui: 30 April 2019   14:59 376
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Karena Allah yang lebih dahulu mengasihi kita sehingga sungguh layak dan sepantasnya kita juga mengasihiNya. Mengasihi Allah berarti kita harus hidup menurut perintahNya. Dalam Lukas  10:27 tertulis: "Kasihilah Tuhan, Allahmu, dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu dan dengan segenap kekuatanmu dan dengan segenap akal budimu, dan kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri."

Perintah Allah di atas sangat jelas supaya manusia mengasihi Allah dengan menunaikan perintahNya yaitu mengasihi sesama manusia seperti diri sendiri. Tingkatan "mengasihi" yang disyaratkan Allah adalah mengasihi sesama seperti kita mengasihi diri kita sendiri. Yang menjadi pertanyaan adalah "Siapakah sesamaku?". Dalam bahasa Yunani, kata "sesame" adalah plesion () yang berarti: tetangga, "orang dekat" yaitu semua orang tanpa memperdulikan ras ataupun agama yang ada di tempat kita  berkehidupan ataupun siapa saja yang kita temui.

Jadi Allah mau kita mengasihi semua orang tanpa mempedulikan ras ataupun agama; Allah mau kita mengasihi dengan perbuatan dan dalam kebenaran, bukan mengasihi dengan perkataan atau dengan lidah.

Dengan mengasihi sesama, tidak ada lagi terorisme.

Dengan mengasihi sesama, timbul toleransi antar umat beragama.

Dengan mengasihi sesama, masalah-perbedaan dapat disolusikan jalan damai yang terbaik.

Sehingga segala upaya untuk mengusahakan segala yang ada di bumi bagi kelangsungan dan keharmoniannya tidak akan terhambat. Mandat dari Allah niscaya dapat terwujud.

Allah memampukan kita mengasihi sesama

Hidup yang terfokus kepada Allah, tidak akan membuat kita terprovokasi oleh  pengaruh panasnya kemelut pertikaian yang terjadi di bumi ini.

Allah memampukan kita untuk melakukan apa yang baik dan positif bagi kehidupan. Kita akan sabar seorang terhadap yang lain dan mengampuni seorang akan yang lain apabila yang seorang menaruh dendam terhadap yang lain.

Ada dorongan Allah yang memampukan kita sehingga apa pun yang kita perbuat, kita akan melakukannya dengan segenap hati seperti untuk Allah dan bukan untuk manusia.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun