Mohon tunggu...
marleni
marleni Mohon Tunggu... karyawan swasta -

Berbakti kepada orang tua dan berbuat kebaikan

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Adriana dan Atika

25 Mei 2016   22:28 Diperbarui: 26 Mei 2016   17:39 67
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Tubuh kurus, cukup tinggi, kulit putih bersih, hidung mancung dan rambut hitam panjang bergerai buat kaum pria yang kali pertama melihatnya tak henti-henti berpaling memandangi wajah cantiknya meski tanpa make up, nama nya Adriana , istri dari pemilik perusahaan tempat ku bekerja ini usia nya baru 26 tahun dan memiliki 1 orang putra ,setiap hari datang ke kantor bersama pria berkaca mata minus yang tak lain adalah suaminya.

Namun siapa sangka di balik kecantikan Adriana , ia bagaikan seorang monster api yang ingin membakar apa saja di sekitarnya, semua karyawan ada dalam pengawasan Adriana baik junior atau senior 3 generasi sekalipun tak segan untuk ia marahi tanpa alasan jelas. Memiliki status sebagai istri pimpinan tak sulit baginya untuk mencari kesalahan seseorang yang dia rasa tak suka , banyak sudah karyawan yang di berhentikan atas perintah Adriana seperti Uli dan Titi dengan deraian air mata memeluk ku untuk ucapkan perpisahan. Suka dan duka ku lewati bersama mereka, saling berbagi ilmu dan bertukar pikiran untuk selesaikan setiap pekerjaan. Apa yang di kerjakan Uli dan Titi selalu salah bagi Adriana, nada bicara nya yang angkuh dan kasar tak pantas rasanya untuk wibawa seorang istri pimpinan perusahaan.

"Uli yang sabar ya...aku yakin setelah berhenti dari sini pasti rejeki mu terus mengalir, masih banyak pekerjaan lain yang menunggu"

"Terima kasih April, aku menangis bukan karna keluar dari ruangan Adriana tapi melihat Aya dan Yuyun menangis memeluk erat tubuh ku..."

"Iya...aku tau kamu pasti kuat li"

Aku menghela napas, tak terasa sudah 2 bulan Uli dan Titi meninggalkan kantor ini , ku rasakan sikap Adriana berbeda pada ku  akhir-akhir ini sejak ku sering diskusi menyangkut pekerjaan gudang dan mobil dengan suaminya selaku pemilik perusahaan dan pimpinan teratas. Adriana semakin terlihat jutek bahkan tak menjawab kala ku sapa , akan kah nasib ku akan berakhir seperti Uli dan Titi, atau  nasib Adriana yang akan berakhir seperti Atika.

Atika tak jauh berbeda dengan Adriana, wanita muda yang memiliki tubuh bak gitar spanyol, wajah tirus nan cantik dengan behel di gigi nya , diangkat derajatnya dari yang bukan siapa-siapa menjadi seorang istri dari pria kaya selalu di puja puji oleh teman sosialita nya, namun tingkah laku , arogansi dan gaya bicara nya yang ceplas ceplos terhadap siapa saja  menjadi buah bibir bagi semua orang termasuk keluarga dari suaminya sendiri. Yang akhirnya membuat jurang terbuka lebar bagi dirinya, Atika

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun