Mohon tunggu...
Alief Prasetya
Alief Prasetya Mohon Tunggu... wiraswasta -

seseorang yg ingin belajar menulis

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Apakah Rumah Itu?

26 Juni 2013   20:24 Diperbarui: 24 Juni 2015   11:23 946
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Filsafat. Sumber ilustrasi: PEXELS/Wirestock

Home/rumah adalah tempat buat setiap orang atau buat setiap mahluk hidup. Setiap suku atau bangsa bisa menyebutnya dengan macam-macam nama. Tetapi rumah adalah tempat tujuan kita, ketika kata pulang terbersit atau terucap di mulut kita. Setiap mahluk hidup, berusaha membuat rumah menjadi senyaman mungkin untuk di tinggali.

Tetapi apakah arti rumah bagi kebanyakan orang adalah bangunan yang terbuat dari kayu, batu, Besi atau bahkan hanya sekedar terbuat dari rumput dan tanah liat? Jika rumah yang kita pikirkan adalah bangunan, biasanya kebanyakan dari kita jarang merindukannya. karena itu tidak heran jika dewasa ini banyak orang menggunakan bangunan yang mereka sebut rumah itu hanya sebagai tempat dimana mereka tidur/beristirahat. Sementara kebanyakan waktu mereka di pakai di luar rumah (bekerja, bermain, ketemu teman-teman atau hang out), mereka tidak pernah merindukan bangunan itu.

Setahu saya, sejak saya mengerti dan tahu, saya selalu tinggal berpindah-pindah tempat kontrakan, mess perusahaan dan berpindah-pindah kota. Semua dilakukan karena orang tua saya selalu berpindah dari satu perusahaan kayu ke perusahaan lainnya. Jadi jika rumah diartikan bangunan maka selama masa saya kecil sampai remaja saya tidak memiliki rumah.

Ketika saya kecil, rumah adalah tempat tujuan saya untuk pulang ketika saya lelah bermain, dimana disana ada orang tua dan adik-adik saya. Ketika hujan lebat turun dan cuaca sangat dingin, saya selalu berusaha menerobos hujan untuk pulang kerumah karena saya tahu di rumah saya akan mendapatkan kehangatan. Ketika lapar dan haus menghampiri saya, rumah adalah tujuan saya, karena saya yakin di rumahlah saya akan di kenyangkan, dan dahaga saya di puaskan. Ketika jatuh dan terluka, atau di sakiti, rumah adalah tujuan saya, karena selalu tersedia pengobatan untuk luka badan maupun hati saya, dari orang-orang yang saya sayangi.

Sangat banyak manusia merindukan rumah dalam arti dimana tinggal orang-orang yang mereka sayangi. Kita sering mendengar para penyanyi menyanyikan lagu tentang rindunya mereka kepada rumah, para pujangga membuat puisi tentang rumah impian mereka, juga para pelaut yang memandang jauh dari kapal mereka di tengah samudra kepada daratan yang jauh disana merindukan rumah dimana orang-orang yang mereka sayangi tinggal dan menunggu mereka.

Setiap manusia merindukan rumah, tempat dimana mereka akan pulang, tempat dimana orang-orang yang mereka sayangi berada. Karena jika kita mau jujur, rumah bukanlah tempat/bangunan yang terbuat dari bahan-bahan yg ada di sekeliling kita. Rumah yang kita rindukan adalah rumah yang dibangun oleh cinta dan kasih sayang dari orang-orang di sekeliling kita, apakah itu sahabat, saudara, kekasih, suami, istri, anak, adik, kakak, maupun orang tua kita. Rumah yang kita rindukan adalah bangunan yang dibangun di dalam hati kita.

RUMAH ADALAH TEMPAT DIMANA ORANG-ORANG YANG KITA SAYANGI BERADA.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun