Mohon tunggu...
El Wurru
El Wurru Mohon Tunggu... karyawan swasta -

Membaca dan menulis adalah dua aktivitas yang menyatukan satu harapan : Belajar dari setiap karya. Webblog : http://sanobar-i.blogspot.com/ Follow : @LidyaSanobari

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Abundant Suffer, Abundant Comfort!

13 Maret 2014   06:14 Diperbarui: 24 Juni 2015   00:59 26
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Laksana aliran air dari sungai Yordan dengan tenang.

Memberikan kesegaran kepada setiap insan yang berdiri disekitarnya

Demikian darah Sang Anak Domba yang mengalir dengan teduh dari bukit golgota



Teruras dosa setiap umat manusia

Mengairi setiap duka hati kita

Mengalir memenuhi jiwa kita

Seperti paku yang lancip tertancap pada kaki dan tangan Tuhanmu

MenyakitiNya hingga darah mengaliri kayu silang itu

Terkadang kesakitan begitu menderamu karena beratnya pergumulanmu

Doa yang tak kunjung terkabulkan

Dan harapan yang nyaris pupus ditelan keluh

Namun darah yang mengalir itu membuka jalan bagimu

Seperti Ia membela laut Terberau, membawa umat Israel keluar dari perbudakan

Sebab tak ada jalan yang tak mungkin bagiNya

Tak ada doa yang tak didengarNya

Dan tak ada harapan yang begitu mengecewakan

Di atas kayu palang di tanah yang tandus

Seperti lambung Kristus yang tertusuk oleh tombak prajurit Romawi

Sehingga darah dan air keluar membasahi tanah Golgota

Seringkali penyakit menggerogoti tubuhmu

Melenggang masuk menjangit ke anggota-anggota tubuhmu

Hingga kau nyaris tak tertolong

Seperti mahkota duri yang tertancap di kepala sang Juruselamat

Menusuk amat dalam ke saraf-saraf Kristus

Demikianlah pikiranNya mengenal kita

Merajut kebaikan dan kebajikan jejak umat manusia

Mengerti segala keluh dan kesahmu,

Rasa perih yang kau tahan karena ketaatan

Gelisah hatimu yang mencekam seperti kabut yang tak menentu

Seperti bunga karang penuh anggur asam

Diunjukkan ke dalam mulut Sang Anak Kudus

Seringkali kepahitan menimpah anak-anak manusia

Melingkupinya seperti merangkak di dalam lembah kekelaman

Di titik darah penghabisan, Ia berkata “sudah selesai”

Menuntaskannya diatas kayu bersilang

Terpampang dibukit yang gersang

Menanggung derita yang tak terperih

Untuk kehidupan yang kekal



Bersama dengan lambung yang tertutup

Bekas paku ditelapak tanganNya

Dan mahkota duri yang kini lekang dari kepalaNya

March, 30-2013

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun