Mohon tunggu...
Lidya Aulia
Lidya Aulia Mohon Tunggu... -

a housewife who is not good in writing but having countless idea. she doesn't join any social media but having passionate to be influencer.

Selanjutnya

Tutup

Kurma

Sahur Waktu Indonesia

22 Mei 2018   23:02 Diperbarui: 22 Mei 2018   23:16 397
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Aku pasti bukan satu-satunya orang yang salah jam sahur, bangun telat medekati adzan subuh atau melewatkan sahur. Tapi pengalaman tinggal di negara dengan waktu lebih cepat 3-4 jam dari Indonesia membuat aku sering mengalami "salah jam sahur", terutama saat pertama kali menjalani ibadah puasa di negeri orang. 

Seperti biasa, di benua yang terletak di selatan belahan bumi ini pukul 7 pun matahari belum muncul, aku yang pada waktu itu melewati bulan ramadhan di waktu winter menengok ke ujung tirai bahwa hari masih gelap, kebetulan hari tersebut sedang hujan sehingga awan begitu mendung dan menghitam. Aku bangun dan tergaket karena aku pikir 10 menit lagi pasti akan adzan subuh, tidak sempat untuk melihat jam. Aku menuju dapur menyiapkan makanan untuk keluarga dan segera membangunkan pak suami. Semenit kemudian, kami dengan terburu-buru menyantap makan sahur.

Dengan santainya aku meletakkan semua piring cucian sembari menunggu adzan subuh, lalu aku membuka sedikit tirai dapur untuk melihat keadaan di luar jendela. Dan.... aku langsung terdiam serta berteriak pada diri sendiri "jam berapa ini?"  , buru-buru aku melihat jam di layar ponsel dan waktu menunjukkan pukul 7.30 am. Hanya mampu menepok jidat sendiri dengan apa yang sudah kami lakukan, menyantap makan sahur setelah usai subuh.

Aku segera mengambil wudhu dan segera melakukan sholat subuh.... dan melanjutkan puasa.

Akhirnya kami hanya terdiam dan terduduk, lalu menghitung sudah berapa kali "kebodohan" jam ini kami lakukan, dan aku mendapati ini kali ketiga di bulan ramadhan tahun tersebut. Sepertinya ritme tidur dan bangun kami masih mengikuti waktu Indonesia, biasanya sih karena efek jet lag. Kami pun hanya bisa menertawakan diri sendiri, karena baik aku ataupun suami sama-sama tidak menyadari bahwa pola tidur sangat mempengaruhi jam sahur di negeri seberang. Kata orang sih, ini namanya rejeki, terlewat jam sahur dan jam puasa semakin singkat. hehehe.

Mungkin hal biasa untuk orang lain, namun sangat berharga sebagai kenangan pemanis di bulan ramadhan kami.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Kurma Selengkapnya
Lihat Kurma Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun