Filsafat dakwah merupakan suatu disiplin yang mengkaji cara penyampaian ajaran Islam secara efektif dan rasional. Sejarah filsafat dakwah dapat ditelusuri kembali ke awal abad ke-20, khususnya pada tahun 1918, ketika Syaikh Ali Mahfudz di Universitas Al-Azhar memperkenalkan gagasan tentang dakwah dalam bukunya yang berjudul Al-Wadhu wa Al-Irsyad. Buku ini menjadi teks penting dalam pengembangan ilmu dakwah dan menandai lahirnya disiplin ini sebagai suatu cabang ilmu yang terpisah.
B. Konsep Dasar Filsafat Dakwah
Filsafat dakwah menitikberatkan pada pentingnya  menggunakan argumentasi yang rasional dan logis untuk menyampaikan ajaran Islam. Dalam kaitan ini, Islam menganjurkan para pemeluknya untuk menyampaikan ajarannya dengan argumentasi yang dapat diterima secara rasional agar mereka yang diajak berdakwah dapat lebih memahami dan menerima Islam. Hal ini menunjukkan bahwa falsafah dakwah tidak hanya berfungsi sebagai sarana implementasi namun juga sebagai upaya menjawab tantangan zaman yang terus berkembang.
C. Perkembangan Filsafat Dakwah
Seiring berjalannya waktu, Fillsafat Dakwah berkembang. Untuk menjawab tantangan modernitas dan perubahan sosial, filosofi ini beradaptasi dengan berbagai pendekatan baru dan relevan. Misalnya, penggunaan media sosial dan teknologi informasi dalam dakwah menjadi salah satu contoh bagaimana filsafat dakwah bertransformasi untuk menjangkau audiens yang lebih luas. Filsafat dawah juga berperan penting dalam membangun dialog antaragama dan memperkuat pemahaman antarbudaya. Filsafat dakwah bertujuan untuk menciptakan suasana saling pengertian dan toleransi antar komunitas yang berbeda melalui pendekatan yang lebih inklusif dan dialogis.
Secara keseluruhan, filsafat dakwah merupakan bidang yang dinamis dan terus berkembang, berakar pada tradisi Islam yang kaya dan beradaptasi dengan tantangan zaman. Filosofi ini bertujuan untuk menyampaikan pesan Islam secara efektif kepada masyarakat luas dengan menggunakan pendekatan rasional dan integratif.
